SOLOPOS.COM - ilustrasi

Harianjogja.com, JOGJA-Pelajaran matematika penting untuk mengembangkan otak. Namun bila metode yang diberikan salah, hal itu justru menimbulkan frustasi.

“Berfikir, belajar dan bertindak dapat mengubah gen kita sehingga membentuk anatomi otak dan perilaku,” ujar Prof. Allan L White dari University of Western Australia saat memberikan kuliah umum bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kamis (21/11/2013).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dijelaskan Allan, seorang guru bisa mengalami frustasi ketika siswa lupa menggunakan rumus matematika. Sebab, katanya, selama ini metode pembelajaran matematika di sekolah dinilai tidak tepat sehingga tidak mampu dipahami siswa.

“Itu karena siswa hanya menghafal tetapi mereka tidak memiliki arti proses pembelajaran. Jadi itu adalah tantangan generasi muda dan guru berikutnya untuk membuat pendidikan yang lebih baik terutama dalam matematika,” ujar Allan.

Siswa rajin dapat mengikuti instruksi guru untuk menghafal fakta atau melakukan urutan tugas berulang kali. Dan bahkan mungkin mendapatkan jawaban yang benar. Tetapi jika mereka belum menemukan makna pada akhir episode pembelajaran, ada sedikit kemungkinan penyimpanan jangka panjang.

Allan juga menjelaskan, remaja dapat memproses secara akurat tujuh potong informasi baru dalam satu detik. Hal itu berbeda dengan kalangan orang tua era tahun 80-an di mana mereka hanya mampu memproses secara akurat dua potong informasi per detik. “Dan dalam 10 sesi dari 30 menit Anda dapat meningkatkan kecepatan turbo Anda,” ujar Allan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya