SOLOPOS.COM - Ilustrasi mendeteksi virus cacar monyet. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Cacar monyet atau monkeypox tengah banyak diperbincangkan. Terlebih belum lama ini muncul kasus suspek di Jawa Tengah.

Lalu apa sebenarnya cacar monyet? Apa yang harus dilakukan jika terserang penyakit ini?

Terkait hal ini, dr.Triasari Oktavriana,SpKK menyampaikan bahwa cacar monyet sendiri disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik.

Disebut Monkeypox dikarenakan penyakitinipertama kali diidentifikasi pada sekumpulan monyet yang dipelihara untuk tujuan penelitian pada 1958 di negara Denmark, dan kasus pertama pada manusia ditemukan di Afrika tengah pada tahun 1970,yang kemudianmenjadi suatu emerging disease di daratanEropa pada awal tahun 2022.

Hingga saat ini belum ada laporan kasus cacar monyet di Indonesia. Namun demikian, pemerintah melaluikementrian Kesehatan tetap berkomitmen untuk tetap melakukan tindakan preventif terhadap penyakit tersebut.

Baca Juga: Ajak Anak-Anak ke Mal, Ini yang Dilakukan RS JIH Solo di Hari Anak

Salah satu dokter yang berpraktik di Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr.Triasari Oktavriana, SpKK. (Istimewa)
Salah satu dokter yang berpraktik di Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr.Triasari Oktavriana, SpKK. (Istimewa)

Dijelaskan oleh dokter cantik yang praktik setiap hari di Rumah Sakit JIH Solo ini, pada awalnya penyakit ini bersifat Zoonosis yaitu ditularkan darihewan yang telah terinfeksi kepada manusia melalui kontak fisik, biasanya adalah hewan pengerat dan primata.

Risiko tertular monkeypox dari hewan dapat diturunkan dengan meminimalisir/menghindari kontak dengan hewan liar, terutama hewan sakit atau mati – termasuk daging dan darahnya. Di negara-negara endemik, makanan yang berisi daging atau bagian tubuh hewan perlu dimasak hingga matang sebelum dimakan.

Lalu apa gejala dari cacar monyet?

dijelaskanadanya masa inkubasi pada cacar monyet yaitu interval dari mulai terinfeksi hingga munculnya gejala biasanya dalam rentang 6-13 hari tetapi dapat berkisar 5-21 hari.

Masa infeksinya terdiri dari periode masa invasi yang berlangsung antara 0-5 hari ditandai dengan adanya demam, sakit kepala hebat, nyeri punggung, nyeri otot hingga kelemahan atau kekurangan energi (astenia).

Baca Juga: Milad ke-3, RS JIH Solo Akan Relaunching Lima Program Unggulan

Namun ada gejala yang membedakan cacar monyet dengan cacar air, yakni munculnya pembengkakan pada kelenjar getah bening atau limfadenopati.

Gejala tadi akan berlanjut dengan munculnya ruam yang dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam biasanya akan muncul dalam satu sampai tiga hari atau lebih, setelah munculnya demam.

Ruam berkembang mulai dari makula (perubahan warna), papula (lesi padat yang sedikit keras), vesikel (lesi berisi cairan bening), pustul (lesi berisi cairan nanah) hingga munculnya krusta atau keropeng.

Baca Juga: Pelihara Kucing Bisa Menyebabkan Tidak Bisa Hamil, Benarkah?

Meski demikian masyarakat diimbau agar tidak terlalu khawatir, yang penting adalah memperhatikan hal-hal seperti meningkatkan daya tahan tubuh dengan asupan giziyang baik, kelola stres, dan jaga kebersihan,dan jangandekatihewan yang sedang sakit.

Namun pada individu yang mengalami rentan terinfeksi seperti anak-anak, ibu hamil serta orang-orang penyakit autoimun harus lebihhati-hati,” jelas dia.

Kemudian jika ditemukan adanya tanda-tanda atau gejala-gejala yang mengarah pada cacar monyet tersebut, agar secepatnya memeriksakan diri ke dokterkarena jika sejak awal penyakit itu tertangani, maka lebih tinggi peluang untuk sembuh lebih cepat.

Rekomendasi
Berita Lainnya