SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Lebaran identik dengan masakan lezat yang manis dan bersantan. Namun, perlu menjadi catatan bahwa semua makanan lezat belum tentu baik untuk kesehatan. 

“Setelah Lebaran banyak sekali yang datang ke dokter, setelah dicek profil lipidnya, kolesterolnya tinggi semua,” ujar dokter spesialis gizi Diana Sunardi.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Diana mengatakan penyakit yang paling sering timbul adalah dislipidemia yakni kondisi kadar kolesterol yang tidak normal. Banyak juga pasien yang mengalami peningkatan kadar trigliserida karena kebanyakan konsumsi karbohidrat sederhana.

Diana mengatakan bahwa sebetulnya tidak ada yang berubah dalam prinsip makan sekalipun saat Lebaran. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya sesuai jenis makanan dan jumlahnya dengan anjuran dokter.

Makanan sebaiknya memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral secara seimbang.

“Saat Lebaran mungkin cari sayuran susah, tetapi mungkin ada acar atau buah-buahan, konsumsilah itu” katanya.

Sementara untuk lauk sebagai sumber protein, Diana menganjurkan untuk mengonsumsinya sewajarnya saja. Jika ada berbagai pilihan misalnya opor ayam, rendang, dan ayam gulai, sejak awal harus ditentukan mau makan yang mana. Sebaiknya pilih salah satu saja dari berbagai menu lauk tersebut.

Kalau dalam satu hari Anda harus mengunjungi lebih dari 1 tempat dengan tawaran yang sama, sebaiknya buat perencanaan makanan apa yang akan dikonsumsi dan menghitung jumlah kalorinya.

“Kalau tiap tuan rumah menawakan makan besar, Anda bisa mengambilkan sedikit-sedikit saja di setiap rumah,” ujar Diana.

Dia menganjurkan agar masyarakat jangan meremehkan jumlah kalori yang diasup saat Lebaran. Apalagi, Lebaran di Indonesia sering berlangsung lebih dari 2 hari, otomatis jumlah makanan yang dikonsumsi lebih dari biasanya.

Itulah sebabnya Diana menganjurkan untuk menghitung jumlah kalori yang dibutuhkan setiap hari.

“Dari pada berat badan meningkat dan menimbulkan berbagai penyakit, lebih baik jumlah makanannya ditakar terlebih dahulu,” ujarnya lagi.

Penghitungannya begini, apabila Anda memiliki kebutuhan harian 2.000 kalori, silakan bagikan kebutuhan harian itu dengan jumlah porsi makanan yang akan Anda konsumsi selama satu hari.

“Misalnya harus mendatangi 7 rumah dengan 7 porsi makanan, silakan 2.000 kalori itu dibagi,” tukas Diana.

Tetapi perlu diingat, jenis makanan harus seimbang dengan nutrisi yang seimbang dan diperlukan tubuh. Jangan asal makan saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya