SOLOPOS.COM - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Ahmad Akbar, Sp.PD. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Terkadang masih banyak orang yang menganggap medical check-up tidak terlalu penting selagi kesehatannya tidak mengalami keluhan apapun.

Sementara tidak semua gangguan atau penyakit di dalam tubuh diawali dengan gejala yang mencolok. Bahkan pada beberapa kelompok masyarakat, harus mulai melakukan medical check-up lebih dini karena memiliki faktor risiko lebih besar.

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Ahmad Akbar, Sp.PD, untuk melakukan medical check-up tidak harus menunggu tua atau menunggu sakit. Menurutnya medical check-up diperlukan untuk memastikan kondisi kesehatan seseorang sebab terkadang beberapa penyakit seperti hipertensi, kolesterol dan lainnya bisa muncul tanpa diawali gejala yang mencolok.

Disampaikan bahwa medical check-up adalah suatu tindakan skrining atau pencegahan terhadap seseorang yang memiliki risiko tinggi untuk mendapati satu kelainan dalam tubuh. Ketika langkah skrining tersebut dapat dilakukan lebih awal, selanjutnya dapat dilakukan perubahan gaya hidup atau treatment lebih awal agar hasilnya lebih baik.

Terlebih saat ini penyakit sudah tidak mengenal usia. Jika dulu penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes banyak diderita kalangan orang tua, kini bisa menyerang usia yang lebih muda, terutama pada orang di atas 17 tahun.

Untuk itu penting melakukan medical check-up setelah usia di atas 17 tahun. Terlebih pada kelompok-kelompok tertentu, yang sangat di anjurkan, atau bahkan diwajibkan melakukan medical check-up. Kelompok yang diwajibkan medical check-up tersebut adalah sebagai berikut.

1. Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit, seperti riwayat penyakit hipertensi, riwayat diabetes, riwayat penyakit jantung dan sebagainya.

“Ketika ada keluarga atau orang tua menderita hipertensi, diabetes, kolesterol, jantung dan pembuluh darah itu akan berisiko tinggi terjadi pada keturunannya,” jelas dia. Bahkan orang yang memiliki riwayat keluarga tersebut memiliki risiko empat kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga.

Meski begitu orang dengan riwayat keluarga, bukan berarti pasti terkena penyakit seperti yang diderita orang tuanya. Hal itu akan sangat tergantung dari pola hidupnya, kemampuan mengatur stres dan lainnya. Serta upaya pencegahan dini yang dilakukan.

2. Orang yang memiliki pola hidup tidak sehat. Misalnya suka begadang, pola makan tidak teratur, jarang melakukan aktivitas olahraga dan sebagainya.

Menurutnya ketika seseorang memiliki riwayat keluarga menderita suatu penyakit, kemudian tidak didukung dengan pola hidup sehat, akan sangat berpotensi terserang penyakit di usia muda.

Untuk itu perlu dilakukan skrining sejak dini dan jangan mengandalkan keluhan. Sebab menurutnya banyak kasus, dimana orang merasa tidak sakit karena tidak ada keluhan. Tapi tiba-tiba jantungnya sudah bengkak. Jika sudah bengkak artinya sudah mengalami kegagalan jantung. “Itulah kenapa jangan meremehkan medical check-up,” lanjutnya.

Pada usia yang sudah lebih dari 17 tahun disarankan untuk melakukan medical check-up setahun sekali jika tidak ada keluhan. Namun jika ada keluhan, medical check-up dapat dilakukan enam bulan sekali.

Ketika suatu potensi penyakit sudah terdeteksi sejak awal, saat usia masih muda, masih ada kesempatan untuk dilakukan terapi pencegahan yang lebih optimal. Misalnya dengan rajin berolahraga, mengatur pola makan dan sebagainya. Dengan begitu penyakit seperti hipertensi dan diabetes dapat dikontrol tanpa harus ketergantungan pada obat.

“Keterlambatan diagnosa kadang bisa menyebabkan orang harus ketergantungan dengan obat. Sebab terapi untuk hipertensi dan diabetes itu utamanya bukan obat, tapi modifikasi gaya hidup. Jika bisa terkontrol dengan pola hidup yang baik, diet baik, olahraga rutin, berat badan ideal, kemudian gula dan tensi bisa terkontrol maka tidak perlu tergantung dengan obat,” jelas dr. Akbar.

Rekomendasi
Berita Lainnya