SOLOPOS.COM - Sumiyem, 72, janda tua yang tinggal di rumah berlantai tanah dan berdinding anyaman bambu di Kampung Sidomulyo, RT 50, RW 15, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, Selasa (28/4/2020). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN – Janda tua yang hidup sendirian di gubuk reyot di Kampung Sidomulyo, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, akhirnya mendapat bantuan sembako. Bantuan tersebut disalurkan oleh petugas dari Dinas Sosial Sragen, Rabu (29/4/2020).

Bantuan berupa sembako itu diberikan setelah pihak Dinsos Sragen mendengar kisah Sumiyem yang hidup sendirian.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Begitu mendengar ada informasi itu, saya menindaklanjutinya meminta petugas untuk menyalurkan bantuan sembako,” terang Kepala Dinsos Sragen, Joko Saryono, kepada Solopos.com.

Sempat Dapat Raskin

Sementara itu, Ketua RT 50, Kampung Sidomulyo, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, Suraji, membenarkan selama ini Sumiyem jarang mendapat bantuan dari pemerintah. Dia memang pernah tercatat sebagai penerima bantuan beras untuk warga miskin (raskin) beberapa tahun silam. Namun, tanpa alasan yang jelas, bantuan raskin itu tiba-tiba dihentikan.

Ekspedisi Mudik 2024

"Dulu ada enam warga saya yang rutin dapat bantuan raskin. Salah satunya Mbah Cip [sapaan akrab Sumiyem] itu. Seiring berjalannya waktu, penerima bantuan berkurang jadi tiga warga lalu jadi satu warga. Mbah Cip sempat protes karena bantuan beras dihentikan. Saya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa karena memang ada pengurangan kuota penerima bantuan beras,” paparnya.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, Sumiyem sempat mendapatkan tawaran bantuan sosial untuk peningkatan kualitas rumah tidak layak huni. Namun, bantuan itu batal diterima lantaran janda tua di Sragen itu tidak bisa menyediakan uang tambahan.

Cerita Dokter Bedah di Semarang Positif Covid-19 Diisolasi di Hotel Sampai Sembuh

Menanggapi hal tersebut, Joko Suyono mengatakan semestinya ada bantuan lain yang diupayakan untuk Sumiyem.

“Soal bantuan RTLH yang batal diterima, itu bukan wilayah kerja kami. Tapi mestinya [dana pendamping] itu bisa diupayakan lewat cara lain. Misal swadaya warga sekitar. Namanya orang tidak mampu mestinya tidak diminta siapkan dana itu,” sambung dia.

Sumiyem yang telah 35 tahun menjadi janda tinggal di Kampung Sidomulyo, Sragen. Dia mengaku tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah.

Selama ini dia hidup dari belas kasihan tetangganya. Para tetangga di sekitarnya memberikan beragam bantuan termasuk makanan kepada janda lima anak itu.

Pajang Tulisan Pulang Kampung Bukan Mudik, Bus dari Sumatra Nekat Masuk Semarang

Kelima anak Sumiyem telah berkeluarga dan hidup di perantauan. Ada tiga anaknya yang hidup di Jawa Timur dan Jawa Barat. Sementara dua lainnya di Sragen.

Salah satu anaknya cukup sering mengunjungi janda tua yang hidup sendirian itu. Sang anak biasanya memberikan uang sekitar Rp70.000 kepada Sumiyem setiap pekan jika ada rezeki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya