SOLOPOS.COM - Suasana proses evakuasi jenazah korban meninggal dunia, tertabrak kereta api, di perlintasan Beji, Wates, Jumat (6/10/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Sesosok mayat perempuan, tergeletak di perlintasan rel kereta, Beji, Wates, Jumat (6/10/2017).

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sesosok mayat perempuan, tergeletak di perlintasan rel kereta, Beji, Wates, Jumat (6/10/2017). Berkat proses identifikasi sidik jari yang dilakukan aparat kepolisian, diketahui korban bernama Siti Aminah, merupakan warga Tirtorahayu, Kecamatan Galur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jenazah ditemukan pada sekitar 07.00 WIB, dengan kondisi mengalami luka sobek di bagian kepala dan leher sebelah kiri. Kendati demikian, wajah korban masih dalam kondisi utuh. Di sekitar tubuh korban ditemukan sepeda ontel dan sebuah dompet, berisi uang tunai berjumlah total Rp1,284 juta. Uang itu terbungkus dalam beberapa amplop terpisah, dan tertera nama-nama orang yang berbeda di masing-masing amplop.

Salah seorang saksi, Rohadi mengatakan, pagi itu di lokasi kejadian sedang ada kereta api Prameks jurusan Kutoarjo-Solo yang hendak melintas. Pintu palang sudah ditutup, namun kereta tersebut justru berhenti.

Ternyata, kereta telah menabrak perempuan bertubuh gemuk dengan tinggi 160 sentimeter itu, dan menyebabkan korban langsung meninggal dunia di lokasi kejadian. Saat itulah beberapa masinis dan petugas kereta turun. Kejadian itu dilaporkan di pos, selanjutnya banyak warga yang berdatangan untuk mengevakuasi jenazah korban ke pinggir rel.

Jenazah korban yang saat itu mengenakan kaos coklat muda, celana pendek coklat motif batik, serta sandal japit hijau, langsung dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates.

Kasubsektor Bendungan Polsek Wates, Inspektur Dua Dalija menuturkan, aparat kepolisian telah memeriksa tubuh korban dan melakukan pemeriksaan sidik jari.

Salah seorang kerabat korban, Sudaryati, mengungkapkan, ia baru mengetahui bahwa ada anggota keluarganya terlibat kecelakaan setelah jasad Siti dibawa ke kamar jenazah RSUD Wates. Perempuan berusia 42 tahun itu tidak mengetahui secara pasti jam kepergian Siti. Namun sepengetahuannya, korban meninggalkan surat wasiat yang ditulis dan diletakkan di atas televisi.

“Kalau tidak salah tulisan suratnya berbunyi Aku lungo nyusul Pak Walid. Aku ninggal duit ning ngisor kasur. Titip cempluk [Aku pergi menyusul Pak Walid. Aku meninggalkan uang di bawah kasur. Titip Cempluk],” kata dia.

Korban meninggalkan dua orang anak, imbuhnya. Anak tertuanya kini tengah bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) 1 Kulonprogo, sedangkan anak bungsunya berusia enam tahun, masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK).

Semasa hidup Siti, Sudaryati mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami gangguan kejiawaan yakni linglung dan selalu merasa bingung. Namun setelah memiliki anak, gangguan yang dialami Siti tak pernah lagi kambuh.

“Tapi setelah suaminya meninggal sekitar satu tahun yang lalu. Almarhum Siti kembali kelihatan linglung dan bingung. Bahkan anaknya dititipkan kepada kerabatnya dengan alasan kasihan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya