SOLOPOS.COM - Berbagai jenis jamu tradisional berbahan dasar alami dijual di salah satu kios di Pasar Gede, Solo. Maraknya peredaran jamu berbahan kimia yang sebagian di antaranya justru berbahaya mengancam jamu tradisional. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Berbagai jenis jamu tradisional berbahan dasar alami dijual di salah satu kios di Pasar Gede, Solo. Maraknya peredaran jamu berbahan kimia yang sebagian di antaranya justru berbahaya mengancam jamu tradisional. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

JAKARTA – Maraknya peredaran jamu kimia menjadi isu utama Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) 2012.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Charles Saerang, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu), menuturkan peredaran jamu kimia dikhawatirkan membuat industri jamu rakyat gulung tikar. “Pemerintah seharusnya bisa membina industri jamu dari usaha kecil dan menengah dengan sebaik mungkin agar bisa bersaing dengan industri jamu modern,” ujarnya saat pidato pada pembukaan Rakernas 2012 di Aula Sasono Wiwoho, Jakarta, Selasa (13/11/2012).

Rakernas 2012 diikuti oleh kurang lebih 200 peserta yang terdiri dari pengurus pusat dan 17 pengurus daerah di seluruh Indonesia. Dalam Rakernas 2012, akan diselenggarakan seminar dengan sejumlah tema, seperti Pemberdayaan Pelaku Usaha Jamu Nasional untuk Mampu Tumbuh dan Berkembang Pascapenerapan CPOTB 2011, Bagaimana Mendorong dan Memajukan Industri Jamu menjadi Pilihan Alternatif Perawatan Kesehatan di Era Globalisasi, dan sejumlah tema lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya