SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO — Belasan botol berisi ramuan jamu herbal tertata rapi di etalase kayu di ruangan kaca. Ada beberapa pasang meja dan kursi plastik tak jauh dari etalase kayu.

Di pojok ruangan, ada pot bunga yang menimbulkan kesan natural dan alami. Desain interior ruangan dikonsep dengan mempertimbangkan kenyamanan, keunikan, dan kekinian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ruangan berukuran 6 meter x 7 meter itu merupakan kafe jamu yang diresmikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, di Pasar Jamu Nguter pada Senin (18/3/2019) lalu. Konsep kafe jamu berbeda dengan depot jamu tradisional yang menjual beragam jenis jamu siap saji.

Kafe jamu menyediakan 11 varian rasa jamu serbakekinian yang memikat kaum milenial atau kalangan anak muda. “Ada 11 varian rasa yang mengombinasikan jamu tradisional dengan susu, soda, gula merah, atau buah-buahan. Bisa pesan minuman jamu dicampur es atau hangat,” kata seorang pengelola kafe jamu, Bian Arif, saat berbincang dengan Solopos.com, belum lama ini.

Kafe jamu yang menyediakan beragam varian rasa itu bertujuan menghapus anggapan masyarakat bahwa rasa jamu itu pahit dan hanya diminum kalangan orang tua. Para pengunjung bisa memesan menu jamu kekinian seperti tropica curcuma, cendol beken, kuali buaya atau turmeric latte.

Para pengunjung bisa menikmati segarnya rasa jamu kekinian yang dicampur dengan es saat siang hari. “Jamu tidak pahit justru manis dan segar karena dicampur dengan susu atau gula merah. Bagi penyuka lidah buaya bisa mencicipi kuali buaya. Rasanya segar, tidak pahit,” ujar dia.

Selama ini, generasi milenial cenderung tak menyukai jamu tradisional. Karena itu, generasi milenial didorong untuk mencintai produk unggulan Sukoharjo dengan meminum jamu kekinian. Setelah diresmikan, tak sedikit anak muda yang penasaran ingin mencicipi jamu kekinian di kafe jamu.

Kafe jamu dibuka mulai pukul 10.00 WIB-16.00 WIB. Namun, rencananya waktu operasional diperpanjang hingga malam hari.

“Anak muda identik dengan kegiatan menongkrong pada malam hari. Kami berencana membuka kafe jamu pada malam hari. Mereka bisa nongkrong sembari meminum jamu,” tutur dia.

Sementara itu, seorang pengunjung kafe jamu, Andi Setyawan, warga Desa Juron, Kecamatan Nguter, mengaku penasaran ingin mencicipi minuman jamu kekinian di kafe jamu. Dia membeli jamu cendol beken yang dibanderol Rp10.000 per gelas. Rasa jamu tak terlalu pahit lantaran dicampur gula merah dan cendol dawet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya