SOLOPOS.COM - Karyawan Kafe Jamu Sukoharjo, Amad, sedang menyiapkan pesanan pada Sabtu (27/8/2022). Lokasi kafe jamu terletak di pasar Nguter, Sukoharjo. (Solopos.com/Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SOLO —  Sejarah jamu dijelaskan Shella Sheva Adi Adma dalam skripsinya pada 2015 yang berjudul Pengembangan Kampung Jamu Nguter sebagai Daya Tarik Wisata Kabupaten Sukoharjo dikutip dalam laman digilib.uns.ac.id, Minggu (26/3/2023)

Pada awalnya jamu tradisional hanya dijadikan sebagai ramuan obat, kini jamu tradisional banyak digunakan untuk meningkatkan stamina, melangsingkan badan, menjadi minuman sehari-hari yang bermanfaat bagi tubuh mupun kecantikan .

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Pengetahuan dan keterampilan alami membuat jamu, hingga kini menjadi sumber penghidupan warga Desa Nguter, Kecamatan Nguter. Dari semula membuat tapel bahan rempah yang ditempelkan di perut, mengolah bahan kering, hingga akhirnya meracik jamu serbuk.

Awalnya, masyarakat yang berada di Desa Nguter sudah mulai meracik aneka dedaunan rempah-rempah menjadi minuman jamu sejak zaman Kerajaan Mataram kuno.

Cara pembuatannya masih manual mulai dari membersihkan kencur, kunyit,cengkeh, dan kayu manis yang kemudian direndam dalam satu wadah.

Setelah itu aneka rempah-rempah itu ditumbuk sampai hancur didalam lumbung dan diseduh dengan air panas. Pada umumnya para peracik jamu berasal dari kaum ibu-ibu rumah tangga yang setiap harinya di rumah.

Desa Nguter terkenal sebagai pemasok jamu bagi keluarga Keraton Kasunanan Surakarta. Jamu yang dihasilkan sangat enak dan berkhasiat tinggi yang akhirnya bisa terkenal.

Produk yang dihasilkan sudah banyak mulai dari beras kencur, kunir asam, temulawak, jamu pahitan, jamu pegel linu, dan bahkan membuat jamu khusus ayam aduan dan hewan lainnya.

Banyaknya pesanan yang datang, para peracik jamu mencoba membawa botol jamu dan dimasukan dalam bakul dan digendong dipunggung. Cara menjual seperti itu akhirnya dikenal dengan sebutan penjual jamu gendong.

Memasuki era modern seperti sekarang jumlah mbok jamu asal Nguter mulai bertambah dan penduduk Nguter sudah berjualan jamu gendong.

Tidak hanya berkeliling membawa jamu gendong melainkan juga berjualan menggunakan sepeda maupun becak yang divariasi menjadi gerobak jamu.

Kafe Jamu

Sementara, untuk menyokong Destinasi Wisata Jamu Nguter, Pemkab Sukoharjo bersama perusahaan swasta, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) jamu membuka Kafe Jamu. Kafe Jamu yang terletak di Pasar Jamu Nguter ini pun menjadi kafe jamu pertama di Indonesia.

Suwarsi mengaku bahwa Kafe Jamu ini terus berkembang dan mengalami peningkatan. Kafe Jamu tersebut terletak di Pasar Jamu Nguter, yang dirintis sejak 2019.

Program menuju destinasi wisata jamu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melatarbelakangi dibentuknya Kafe Jamu ini sejalan dengan arahan Bupati pada waktu itu.

Awalnya Kafe Jamu tersebut dikelola oleh Konimex karena Kojai Sukoharjo belum siap mengelola usaha tersebut. Kemudian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo mengarahkan agar Kafe Jamu dapat dikelola Kojai Sukoharjo pada 2021.

Karyawan Kafe Jamu Sukoharjo, Amad, menguraikan konsep Kafe Jamu tersebut memang untuk menggaet kaum milenial agar melirik minuman tradisional. Strategi yang digunakan mencampurkan bahan-bahan tradisional dengan bahan lain agar disukai.

Kafe Jamu Sukoharjo biasanya buka mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Namun selama Ramadan, Kafe Jamu buka mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

Terdapat 16 jenis jamu di Kafe Jamu Nguter, menu dibuat dengan nama yang unik unik agar menjadi daya tarik pelanggan. Misalnya, tumeric latte terbuat dari kunyit asam dipadu dengan susu kedelai. Lalu ada kunycoco paduan kunyit asam dan air kelapa.

Berikutnya, golden sparkling paduan kunyit asam dan soda, beken abis paduan beras kencur dan susu, dan masih banyak lagi.

Selain menawarkan minuman, Kafe Jamu di Nguter Sukoharjo ini juga menawarkan makanan seperti mi, roti bakar, serta makanan ringan lain.

Harga minuman di Kafe Jamu tersebut mulai Rp8.000 hingga Rp15.000, sementara itu, untuk harga untuk makanan mulai dari Rp10.000 hingga Rp20.000.

Sebelum adanya Kafe Jamu ini, tentu perkembangan industri jamu di wilayah Nguter ini mengalami banyak tranformasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya