SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak sekolah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Jam sekolah yang akan dirancang lima hari menurut pakar tidak harus dipaksakan.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Pakar pendidikan yang juga Rektor Universitas PGRI Semarang Dr. Muhdi mengatakan penerapan program lima hari sekolah jangan terkesan seadanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau memang sekolah belum siap, ya, jangan dipaksa dan memaksakan diri,” katanya di Semarang, Senin (31/8/2015), menanggapi adanya empat daerah di Jawa Tengah yang belum melaksanakan program lima hari sekolah.

Menurut dia, banyak yang harus dipersiapkan, terutama dari sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM), baik tenaga pengajar maupun peserta didiknya.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengatakan bahwa sekolah-sekolah yang terbiasa melaksanakan pemadatan mata pelajaran, seperti eks rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) mungkin tidak terlalu sulit menerapkan lima hari sekolah.

Namun, kata Sekretaris Umum PGRI Jateng itu, belum tentu dengan sekolah-sekolah yang lain sehingga tepat apabila Pemerintah Provinsi Jateng tidak memaksakan seluruh daerah menerapkan program itu.

“Yang perlu dipersiapkan, pertama sarana dan prasarana. Waktu pembelajaran yang panjang, bahkan sampai sore hari tentu membuat siswa dan guru yang beragama Islam menunaikan salat di sekolah,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, sekolah harus mempersiapkan tempat ibadah yang memadai untuk memfasilitasi siswanya melaksanakan salat dan makan secara bersamaan, apalagi dengan waktu istirahat yang singkat.

“Kedua, dari sisi siswanya. Siswa harus dianjurkan membawa bekal yang cukup. Bagi yang tidak membawa bekal, sekolah juga harus memfasilitasi sarana kantin yang memadai untuk siswa-siswanya,” katanya.

Dari sisi guru, kata dia, harus pula diperhatikan, mengingat waktu pembelajaran yang sangat panjang membutuhkan energi yang lebih sehingga jangan sampai gurunya justru tidak siap atau kelelahan.

Muhdi mengakui pro dan kontra pasti ada setiap ada kebijakan baru. Akan tetapi, sebaiknya menunggu hasil evaluasi atas penerapan program itu yang harus dilakukan minimal satu semester ke depan.

“Jangan kemudian menyetujui atau menolak tanpa ada bukti. Nanti lihat hasil evaluasinya seperti apa? Kalau ternyata lebih baik, teruskan. Sebaliknya, kalau tidak, ya, jangan dipaksakan,” katanya.

Yang terpenting, kata Muhdi, sekolah-sekolah yang menerapkan lima hari sekolah harus benar-benar menyiapkan semuanya secara baik, dan jangan memaksakan diri kalau memang belum siap.

Sebagaimana diwartakan, Dinas Pendidikan Jateng mengakui ada empat daerah dari 35 kabupaten/kota yang belum melaksanakan program lima hari sekolah, yakni Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Temanggung, dan Batang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya