SOLOPOS.COM - Calon penumpang kereta api (KA) berjalan menyusuri rel di dekat proyek pembangunan flyover Purwosari, Kerten, Laweyan, Solo, Kamis (27/2/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, BANJARSARI — Pandemi penyakit virus corona atau Covid-19 juga berdampak pada pembangunan flyover Purwosari, Solo. Salah satunya pemangkasan jam kerja.

Semula, jam kerja dibikin hampir 18 jam per hari. Namun, akibat Covid-19, jam kerja dipangkas menjadi hanya 12 jam per hari. Jam kerja dimulai lebih pagi yakni pukul 06.00 dan berakhir jam 18.00 WIB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu berimbas pada proyek yang menurut rencana rampung akhir November itu terancam molor hingga akhir tahun.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.6 Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Jawa Tengah, Alik Mustakim, mengatakan realisasi fisik hingga 19 April menyentuh 23 persen.

Viral! Ini Pernyataan Lengkap Prabowo Subianto Soal Kesaksiannya Jadi Menteri Jokowi

"Kami sudah menjalani selama satu bulan. Mulai lebih awal dan berakhir lebih awal. Padahal biasanya, kami bisa selesai jam 23.00 atau bahkan jam 02.00 dini hari. Kendati begitu, kalau ada pengecoran bisa perpanjang juga sampai pukul 19.00 atau 20.00,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (22/4/2020).

Alik mengatakan akhir November sebenarnya adalah target internal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sedangkan, target kontraktual tetap 20 Desember 2020.

Menurut dia, capaian 23 persen pembangunan Flyover Purwosari itu masih mengalami deviasi positif sebanyak 8 persen.

"Karena jika tidak ada Covid-19 percepatan kami bisa lebih dari itu. Capaiannya mungkin sudah 30 persen. Jam kerja sangat berpengaruh," ujar dia.

Pandemi Covid-19, lanjut dia, membuat pelaksana membentuk Satuan Petugas (Satgas) khusus. Saat ini, jumlah tenaga kerja konstruksi (TKK) mencapai sekitar 250 orang.

Mereka terdiri atas TKK yang menginap di barak direksi kit sebanyak 130-an, tenaga harian lokasl 20 orang, pegawai kontraktor 50 orang, serta ASN Kementerian PUPR dan konsultan 20 orang.

"Tim bertugas mencegah penularan virus tersebut dengan menjalankan protokol kesehatan. Seperti, menyediakan tempat cuci tangan portabel, termasuk thermo gun. Sebelum bekerja, satgas mengecek kondisi pekerja,” ungkap Alik.

Sembuh dari Corona, Warga Paulan Colomadu Wajib Karantina Mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya