SOLOPOS.COM - Ilustrasi lampu PJU. (Solopos-dok)

Solopos.com, SUKOHARJO – Kabupaten Sukoharjo kekurangan ribuan lampu penerangan jalan umum (PJU). Selain gelap gulita di malam hari, minimnya lampu PJU juga menyebabkan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas (lakalantas) dan tindak kejahatan.

Kepala Seksi (Kasi) Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sukoharjo, Agus Purwanto, menyebut Sukoharjo kekurangan 2.000-an unit PJU yang semestinya dipasang di ruas jalan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Saat ini memang kita belum maksimal untuk penerangan jalannya. Kami masih terfokus di jalan-jalan utama," katanya ketika berbincang dengan Solopos.com, Selasa (25/2/2020).

Dikritik Akibat Gunduli Tersangka Susur Sungai Maut SMPN 1 Turi Sleman, Ini Kata Polda DIY

Sejumlah jalan alternatif penghubung antar-kecamatan di Sukoharjo juga minim PJU. Tak ayal kondisi ini menyebabkan jalanan gelap gulita di malam hari. Beberapa jalur alternatif masih minim penerangan di antaranya jalur Songgorunggi-Malangan, Mojolaban-Bendosari, Nguter, dan lainnya.

Keterbatasan anggaran daerah menjadi alasan klasik Pemkab Sukoharjo belum menambah PJU di sejumlah lokasi. Sebagai solusi Pemkab Sukoharjo meminta pengendara berhati-hati saat melintasi jalur yang minim penerangan jalan.

Berdasarkan catatan, jumlah PJU di Sukoharjo secara keseluruhan ada sekitar 20.000 unit. Sebanyak 3.000 unit PJU yang dipasang milik Pemkab Sukoharjo. Sedangkan sisanya 17.000 PJU dipasang oleh warga maupun pihak desa.

"Meski dipasang oleh pihak desa namun pembayaran pajak penerangan jalan umum (PPJU) tetap dibebankan kepada Pemkab," kata Agus Purwanto.

Agus Purwanto mengatakan Pemkab Sukoharjo harus membayarkan setoran PPJU senilai Rp2 miliar per bulan. Beban PPJU ini meningkat lantaran banyak lampu PJU tak bermeteran.

Model VS Diciduk Terkait Narkoba, Siapa Ya?

Dari puluhan ribu PJU, hanya 50 persen yang sudah dipasangi meteran. Separuhnya belum dilengkapi meteran sehingga mengakibatkan beban PPJU tinggi.

"Biaya tagihannya menjadi tinggi," katanya.

Kini, Pemkab Sukoharjo terus mendorong pihak desa memasang PJU plus meteran guna menekan beban PPJU. Sebab PJU yang tidak dipasangi meteran akan tetap dihitung menyala meski dalam kondisi mati.

Agus Purwanto mengakui saat ini hampir 20 persen lampu PJU yang terpasang kondisinya mati atau korslet. Pemkab Sukoharjo tidak bisa segera melakukan perbaikan karena keterbatasan petugas dan minimnya anggaran pemeliharaan PJU.

Pemkab hanya mengalokasikan anggaran Rp90 juta untuk pemeliharaan 3.000 PJU. Sedangkan jumlah petugas yang dimiliki empat orang plus satu unit mobil yang digunakan untuk operasional.

Besok, 3 Warga Buang Sampah di Jembatan Jurug Solo Disidang

"Jadi bayangkan saja, anggaran pemeliharaan kita memang terbatas sekali. Tapi kita berusaha maksimal, meski untuk masalah elektronik tidak bisa menjadi acuan. Sehari diperbaiki, besok bisa rusak lagi kena angin atau lainnya," katanya.

Di tahun anggaran ini, Pemkab Sukoharjo akan menambahkan 14 lokasi PJU baru di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Sukoharjo. Penambahan PJU sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerangan bagi pengguna jalan yang melintas.

Pemkab Sukoharjo juga berupaya mengajukan bantuan anggaran ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng maupun pusat untuk pemenuhan kebutuhan PJU. Namun pengajuan bantuan anggaran ini terganjal kewenangan status jalan milik daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya