SOLOPOS.COM - Tanda peringatan bernada guyonan terlihat di jalan utama Kalijambe-Plupuh yang mengalami longsor di wilayah Dukuh Cengklik, Desa Bukuran, Kalijambe, Sragen, akibat sisi kiri dan kanan jalan tergerus air hujan. Kondisi badan jalan sendiri juga terlihat rusak. (JIBI/Solopos/Ika Yuniati)

Tanda peringatan bernada guyonan terlihat di jalan utama Kalijambe-Plupuh yang mengalami longsor di wilayah Dukuh Cengklik, Desa Bukuran, Kalijambe, Sragen, akibat sisi kiri dan kanan jalan tergerus air hujan. Kondisi badan jalan sendiri juga terlihat rusak. (JIBI/SOLOPOS/Ika Yuniati)

Tanda peringatan bernada guyonan terlihat di jalan utama Kalijambe-Plupuh yang mengalami longsor di wilayah Dukuh Cengklik, Desa Bukuran, Kalijambe, Sragen, akibat sisi kiri dan kanan jalan tergerus air hujan. Kondisi badan jalan sendiri juga terlihat rusak. (JIBI/SOLOPOS/Ika Yuniati)

SRAGEN – Jalan utama dari arah Kalijambe menuju Plupuh, Sragen, saat ini longsor. Jalan yang longsor diperkirakan sepanjang tiga hingga empat meter dengan lebar hampir setengah meter hingga memakan badan jalan. Longsor di jalan beraspal yang dialiri saluran irigasi, tepatnya terjadi di RT 008, Dukuh Cengklik, Desa Bukuran, Kalijambe, Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut warga sekitar Dukuh Cengklik, Trianto, 31, badan jalan di titik tersebut ambles sejak setengah tahun lalu dan semakin parah setiap kali hujan deras. Sejak setahun lalu, tanah di sekitar jalan beraspal yang juga menjadi jalur utama dari Plupuh menuju tempat wisata Museum Sangiran ini terkikis hingga memakan sedikit demi sedikit badan jalan. Puncaknya, terjadi sebulan lalu. Pascahujan deras, tanah di sekitar jalan tersebut ambles yang mengakibatkan longsor bertambah parah.

Ekspedisi Mudik 2024

Trianto menambahkan, kondisi jalan di sekitar saluran irigasi itu memang cukup parah. Ia khawatir jika tak lekas ditangani, jalan beraspal tersebut bisa ambrol. Pasalnya, setiap hari selalu dilewati kendaraan, baik roda dua maupun roda empat hingga truk-truk besar yang membawa pasir atau bahan bangunan lainnya.

Khawatir jatuh korban jiwa, warga memasang alat penanda berupa tulisan peringatan agar berhati-hati saat melintasi kawasan tersebut. Ditambah beberapa potongan bambu yang sengaja ditata di sisi kiri dan kanan jalan yang longsor.

“Apalagi jalan yang kiri dan kanannya saluran irigasi setinggi lebih dari tiga meter itu tidak ada palangnya. Jadi kadang khawatir saja kalau malam ada yang kebablasan masuk saluran irigasi yang dalam itu,” ucapnya kepada Solopos.com.

Kepala Desa Bukuran, Dimanto, mengatakan jalan beraspal itu kali pertama dibangun sekitar tahun 1990. Sejak saat itu belum pernah ada perbaikan jalan. “Jalan aspal itu termasuk kategori kuat, karena hingga saat ini masih bisa bertahan,” ucapnya. Dimanto menambahkan jalan tersebut memang mengalami longsor sejak beberapa bulan lalu. Ia mengaku sudah melaporkan kerusakan tersebut ke pemerintah setempat, terutama ke Pejabat Kecamatan. Laporan via telepon itu ia lakukan beberapa pekan lalu.

Hingga saat ini memang belum ada jawaban yang pasti mengenai kapan perbaikan jalan dilakukan. “Selain perbaikan jalan yang longsor, semoga jalan Kalijambe-Plupuh yang memang sudah lama rusak ini juga ikut diperbaiki. Ya waktunya mungkin akan sangat lama karena butuh proses. Tapi kami tetap berharap pembangunan ini disegerakan,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya