SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)

JAKARTA–Rencana pembangunan ruas tol Batang-Semarang terancam batal, menyusul kegiatan pembebasan tanah di ruas sepanjang 74,20 kilometer itu, berhenti total. Bahkan, tim pengadaan tanah (TPT) sudah ditutup. Sehingga saat ini, otomatis tidak ada sama sekali kegiatan pengadaan tanah diruas tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasubdit Pengadaan Tanah Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Herry Marzuki mengatakan alasan pemberhentian proses pembebasan tanah, karena investor tidak memiliki dana untuk pembiayaannnya. “Progresnya masih sekitar 3,3% yang terbebaskan. Tapi saat ini berhenti sama sekali karena investor tidak ada dana, dan TPT nya sudah tutup,” ujarnya di Jakarta Selasa (4/9/2012).

Herry menjelaskan adapun kebutuhan tanah untuk pembangunan proyek senilai Rp7,22 triliun itu adalah seluas 666,67 hektar. Sedangkan kebutuhan dana pembebasan tanah diperkirakan mencapai Rp835,75 miliar. Dari kebutuhan tersebut, hingga saat ini baru 3,33% atau 22,20 kilometer lahan yang sudah dibebaskan. Sementara untuk ganti rugi yang dibayarkan mencapai 2,20% atau Rp18,38 mikiar.

Dihubungi terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Achmad Gani Gazaly mengatakan rencana penandatanganan PPJT ruas tersebut akan kembali dibahas menyusul terhentinya proses pembebasan tanah tersebut. “Pembebasan tanah tol Batang-Semarang berhenti karena investornya dispute dan TPT-nya memang sudah ditutup. Jadi, kita bahas dulu untuk rencana PPJT nya,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, kemungkinan besar PT Margasetia Puritama sebagai pemegang konsesi harus menggandeng partner investor, untuk meningkatkan kemampuan finansialnya. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto juga mengaku pesimitis target pembangunan ruas tol Batang-Semarang bisa terealisasi, menyusul saat ini masih terkendala proses pembebasan tanah yang tak kunjung selesai.

Meski demikian, katanya, pemerintah akan berupaya untuk merealisasikan ruas tersebut, mengingat Batang-Semarang merupakan tol yang terintegrasi denga ruas lainnya. Yakni Semarang-Solo dan Batang-Pemalang. “Untuk tol Semarang-Batang-Cirebon memang agak sulit, jadi kami agak pesimistis. Itu karena masalah tanah juga,” ujar Djoko.

Sebelumnya, PT Jasa Marga Tbk menyatakan siap mengakuisisi proyek tol Batang-Semarang sebagai pemegang saham mayoritas, menyusul mundurnya PT Bakrie Tol Road sebagai pemegang saham. Direktur Utama PT Jasa Marga Adityawarman mengatakan akusisi akan dilakukan setelah PT Marga Setiapuritama menuntaskan proses sengketa hukum dan menandatangani amandemen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).

Menurutnya, alasan perusahaan tertarik untuk mengakuisisi ruas itu karena jalan tol Batang-Semarang terkoneksi dengan dua ruas milik Jasa Marga lainnya, yaitu Semarang seksi A, B, dan C yang sudah beroperasi serta Semarang-Solo yang kini masih dalam tahap konstruksi. Selain itu, katanya, proyek sepanjang 75 kilometer tersebut juga dinilai layak secara finansial dan ekonomi lantaran posisinya yang melewati perkotaan. Ruas tol tersebut diproyeksi dapat menampung volume lalu lintas sebesar 15.566 kendaraan per hari.

Sementara itu, Djoko Kirmanto mengatakan selain Batang-Semarang, ruas lainnya yang masih terkendala tanah yakni ruas Kertosono-Mojokerto. Sedangkan untuk ruas tol yang lain masih sesuai rencana. Misalnya saja, tol Kertosono-Ngawi-Solo, dimana pada Desember 2012 kegiatan konstruksi akan mulai dilakukan oleh PT Thiess Contractors Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya