SOLOPOS.COM - Warga Sragen mencuci motor di jalan rusak yang tergenang air hujan. (Istimewa/Facebook)

Infrastruktur jalan yang rusak di Soloraya diduga juga disebabkan oleh tingginya curah hujan.

Solopos.com, SOLO – Musim penghujan yang tak kunjung usai dianggap menjadi salah satu penyebab banyaknya jeglongan atau jalan rusak di Soloraya. Keluhan mengenai kondisi jalan rusak ini ramai di grup-grup Facebook yang berisi komunitas warga Soloraya. Mulai dari sekadar foto jalan rusak, sindiran jalan disewakan sebagai kolam dan jalan rusak dianggap sebagai objek wisata ramai menjadi perdebatan netizen.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Salah satu sindiran paling viral mengenai jalan rusak di Soloraya adalah penyebutan jalan rusak di Sragen sebagai objek wisata Jeglongan Sewu. Tak terbatas di satu ruas jalan saja, netizen asal Sragen mengunggah foto dari berbagai daerah di Kabupaten Sragen dan menyebutnya wisata jalan rusak Jeglongan Sewu.

Beda tempat beda sebutan, Sragen viral dengan Jeglongan Sewu, belum lama ini muncul sindiran tentang jalan rusak di Kabupaten Klaten, yakni Desa 1.001 kolam. Tak hanya sebutan tersebut, netizen asal Klaten juga memopulerkan tagar sindiran #DalanKlatenKoyoKalen yang berarti jalan di Klaten mirip selokan.

Berdasarkan pantauan tim Solopos.com, Kamis (9/2/2017), spanduk bernada satire itu terpasang di ruas jalan Sambeng, Desa Gunting-Desa Sidowarno, Wonosari, Klaten. Jalan itu berada di wilayah perbatasan serta menghubungkan dengan Kabupaten Sukoharjo setelah melintasi jembatas di atas Sungai Bengawan Solo.

Jeglongan Sewu memakan korban (Facebook)

Jeglongan Sewu memakan korban. (Istimewa/Facebook)

Berdasarkan keterangan Kasi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Klaten, Satya Wijaya, menyatakan jalan rusak disebabkan beberapa hal. Salah satunya adalah tonase angkutan yang melintas tidak sesuai dengan kemampuan jalan. Hal seperti itu terjadi pada sejumlah ruas jalan yang selama ini kerap dilalui kendaraan pengangkut material mineral bukan logam dan batuan.

“Selain itu juga disebabkan faktor cuaca. Seperti pada kondisi kemarin curah hujan cukup tinggi membuat jalan beraspal rusak,” tegas Satya.

Hujan deras hingga akhirnya menimbulkan genangan di mana-mana membuat aspal mengelupas dan membuat lubang atau jeglongan

Memakan Korban

Derasnya arus protes warga Soloraya di media sosial terkait jalan rusak karena kondisi tersebut membahayakan pengguna jalan, khususnya saat malam hari atau sedang turun hujan. Belum lama ini kekhawatiran itu terbukti, Jeglongan Sewu di Sragen memakan korban.

Diinformasikan oleh pengguna akun Facebook Adi Nata di grup Facebook Kumpulan Wong Sragen (KWS), Jumat (10/2/2017), telah terjadi kecelakaan tunggal di daerah Jeglongan Sewu ruas Jl. HOS Cokroaminoto, sebelah utara lampu lalu lintas Teguhan, Sragen. Pengguna akun tersebut menginformasikan pengendara terjatuh setelah mencoba menghindari jalan berlubang.

“Sekitar pukul 14.00 WIB, Jumat, Jeglongan Sewu jalan HOS Cokroaminoto utara bangjo Teguhan, Sragen, memakan korban. Kecelakaan tunggal ini disebabkan menghindari jeglongan jalan berlubang. Korban seorang bapak dan ibu. Korban mengalami luka-luka di kaki,” tulis pengguna akun Adi Nata.

Pengguna akun Facebook tersebut juga mengimbau warga lainnya agar lebih waspada saat melintasi jalan tersebut. Pemerintah Kabupaten Sragen sudah merencanakan perbaikan jalan dimulai Bulan April 2017, oleh karena itu untuk rentang waktu Februari-Maret pengguna akun tersebut menyarankan Pemkab Sragen melakukan langkah antisipasi untuk mencegah kecelakaan kembali terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya