SOLOPOS.COM - Warga Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman melakukan pengaspalan jalan yang menghubungkan antara Dusun Kopeng dan Tangkisan, Jumat (15/7/2016). (JIBI/Harian Jogja/dok. Kepuharjo)

Jalan rusak di Cangkringan belum juga diperbaiki.

Harianjogja.com, SLEMAN — Ratusan warga Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman melakukan kegiatan kerja bakti membangun jalan dari Dusun Kopeng menuju Dusun Tangkisan desa setempat selama beberapa hari terakhir. Mereka nekat mengaspal jalan milik pemerintah kabupaten itu karena mengajukan bantuan tak kunjung direspon dinas terkait.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Desa Kepuharjo Cangkringan Heri Suprapto menjelaskan pembangunan jalan sepanjang 532 meter itu murni atas inisiatif warga desa setempat utamanya Dusun Kopeng, Jambu dan Tangkisan. Mengingat, selama bertahun-tahun pasca erupsi merapi 2010 jalan tersebut tak kunjung diperbaiki pemerintah kabupaten. Pesimisme warga terhadap pemerintah mulai muncul, sejak adanya sejumlah jalur di lereng Merapi yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III tak kunjung diperbaiki.

Padahal, lanjut Heri, jalan tersebut seperti yang berada di Kopeng dan Tangkisan menjadi jalur utama bagi warga setiap harinya. Tidak saja sebagai jalur pertanian namun juga menjadi akses bagi pelajar yang menempuh pendidikan keluar dari Desa Kepuharjo.

“Bukan itu saja, menjadi jalur wisata juga. Harapan kami dengan jalan sudah diperbaiki bisa memudahkan warga dan berdampak positif terhadap perekonomian. Ini sebenarnya termasuk jalan kabupaten,” terang Heri kepada Harianjogja.com, Jumat (15/7/2016).

Jalur Kopeng menuju Tangkisan membujur dari timur ke barat, berada di sebelah selatan kawasan wisata bunker Merapi. Menurut Heri, pengerasan jalan tersebut ditotal menghabiskan dana sebesar Rp500 juta. Adapun dana tersebut murni dari iuran warga yang secara sukarela menyisihkan sebagian hartanya demi mewujudkan jalan yang bisa memudahkan akses mereka.

“Itu dananya murni swadaya masyarakat total Rp500 juta,” ungkap dia.

Pembangunan jalan itu ditarget bisa selesai pekan ini. Karena dilakukan secara bergotongroyong seluruh warga desa hingga perangkat desa. Proses swadaya tersebut tidak hanya berbentuk uang, namun banyak warga yang menyumbangkan secara langsung berbagai peralatan dan material pengaspalan jalan. “Dua hari ini sudah mulai pengaspalan. Sehari sebelumnya, kami menebang pohon Sogo karena kayunya dipakai sebagai bahan bakar untuk membakar aspal,” kata Heri.

Pemkab Sleman memang belum memiliki rencana untuk memperbaiki sejumlah jalan rusak yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III. Perlu kajian mendalam untuk membangun sejumlah jalur di KRB III karena kerap dilalui truk-truk penambang pasir. Tahun 2016, Pemkab Sleman melalui DPUP merencanakan 20 paket pengerjaan jalan yang tersebar di 17 kecamatan dengan panjang aekitar 31,9 kilometer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya