SOLOPOS.COM - Spanduk satire di ruas jalan Sambeng-Sidowarno, Wonosari, Klaten, Kamis (9/2/2017). (Taufiq Sidik/JIBI/Solopos)

Jalan rusak di Klaten juga menjadi sorotan.

Solopos.com, KLATEN — Setelah sebelumnya wisata Jeglongan Sewu Sragen nge-hits, kini muncul kawasan desa 1001 kolam di Klaten. Jeglongan Sewu merupakan nama yang disematkan untuk menyebutkan jalan-jalan rusak di wilayah Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pun halnya Desa 1001 Kolam merupakan sindiran atas kondisi jalan rusak di Klaten. Spanduk bertuliskan, Hati-hati Anda Memasuki Kawasan Desa 1001 Kolam. #DalanKlatenKoyoKalen.

Spanduk satire di ruas jalan Sambeng-Sidowarno, Wonosari, Klaten, Kamis (9/2/2017). (Taufiq Sidik/JIBI/Solopos)

Spanduk satire di jalan Sambeng-Sidowarno, Wonosari, Klaten, Kamis (9/2/2017). (Taufiq Sidik/JIBI/Solopos)

Aneka spanduk bernada satire itu terpasang di ruas jalan Sambeng, Desa Gunting-Desa Sidowarno, Wonosari, Klaten. Jalan tersebut berada di wilayah perbatasan serta menghubungkan dengan Kabupaten Sukoharjo setelah melintasi jembatan di atas Sungai Bengawan Solo.

Kondisi jalan di kawasan tersebut rusak parah terutama di wilayah Desa Sidowarno. Spanduk bernada satire bermunculan di ruas jalan tersebut.

Salah satu warga Marno, 53, mengatakan jalan mengalami rusak parah sejak setahun terakhir. “Setelah Lebaran tahun lalu itu jalan mulai rusak. Biasanya itu setelah Lebaran ditambal, tetapi tahun kemarin tidak. Ya sering ada warga yang jatuh,” urai dia saat ditemui Solopos.com Kamis (9/2/2017) sore.

Terkait pemasangan spanduk satire, Marno tak tahu menahu pemasang spanduk-spanduk tersebut. “Sudah sepekan ini sepertinya dipasang. Saya sendiri juga tidak tahu siapa yang masang spanduk. Tahu-tahu sudah ada,” katanya.

Kepala Desa Sidowarno, Sukarno, juga tak mengetahui pemasang spanduk satire di ruas jalan tersebut. Ia juga menjelaskan jalan mengalami rusak parah sejak setahun lalu. Kerusakan terjadi lantaran jalan kerap dilintasi truk bermuatan berat.

Lantaran masuk jalan kabupaten, perbaikan menjadi kewenangan pemkab. “Karena jalan bukan kewenangan desa, kami mau mengalokasikan melalui dana desa juga tidak bisa. Informasinya tahun ini akan diperbaiki. Untuk sementara karena kondisinya seperti itu, kemarin berdasarkan hasil rapat disetujui dilakukan penambalan darurat [menggunakan pasir] dengan dana diambil dari pendapatan asli desa,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya