SOLOPOS.COM - Sebuah papan peringatan terpampang di tepi Jl Solo-Purwodadi, Gondangrejo, Karanganyar, Selasa (21/5/2013). BPT Bina Marga Wilayah Purwodadi mengimbau penguna jalan berhati-hati karena jalan bergelombang dan berlubang. (Tri Indriawati/JIBI/SOLOPOS)


Sebuah papan peringatan terpampang di tepi Jl Solo-Purwodadi, Gondangrejo, Karanganyar, Selasa (21/5/2013). BPT Bina Marga Wilayah Purwodadi mengimbau penguna jalan berhati-hati karena jalan bergelombang dan berlubang. (Tri Indriawati/JIBI/SOLOPOS)

Jengah dan lelah, mungkin itulah satu kata yang tepat untuk menggambarkan pendapat masyarakat saat ditanya tentang kerusakan Jl Solo-Purwodadi, tepatnya di wilayah Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar.  Mereka hampir bosan mengadu kepada pemerintah tentang kerusakan jalan yang semakin banyak menelan korban.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sudah lapor ke sana-kemari tapi malah saling lempar, enggak segera diperbaiki,” ujar seorang warga Sadon, Wonorejo, Gondangrejo, Larno, saat dijumpai Solopos.com di bengkelnya yang terletak di pinggir Jl Solo-Purwodadi.

Larno sempat mengadu kepada salah satu pegawai Kecamatan Gondangrejo, tapi pihak Kecamatan mengatakan wewenang perbaikan berada pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen. Ketika bertemu dengan salah seorang petugas DPU Sragen yang memperbaiki talut parit di belakang bengkelnya, Larno kembali mengadu. Namun, jawaban yang didapat tetap kurang memuaskan.

“Katanya ini wewenang provinsi, hla terus piye? Siapa yang mau memperbaiki, mau ngadu ke provinsi ya jauh,” imbuh dia.

Menurutnya, kerusakan jalan itu sudah terjadi selama bertahun-tahun. Kerusakan terparah terjadi di ruas Jl Solo-Purwodadi perbatasan Gondangrejo dan Gemolong Sragen. Namun, selama ini, tidak pernah ada perbaikan serius dari pemerintah. Beberapa kali lubang jalan ditambal dengan pasir dan batu oleh masyarakat, namun perbaikan itu tentu tidak bertahan lama. Saat hujan mengguyur, pasir dan batu yang ditimbun hanyut terbawa air.

Padahal, imbuh Larno, hampir setiap hari ada pengendara motor celaka lantaran terperosok ke dalam lubang yang menganga di jalanan sempit nan ramai itu. Selama membuka usaha di tempat itu, dia telah berulang kali menyaksikan kecelakaan nahas yang menimpa pengendara sepeda motor. Bahkan, salah satu temannya meninggal dunia akibat terperosok lubang saat melintasi Jl Solo-Purwodadi.

“Setiap pagi dan sore pasti ada yang jatuh, dulu ada dua orang yang meninggal di bawah Jl Tol Soker itu. Bayangkan saja kalau jalannya pas ramai, ada yang jatuh terus posisinya di tengah jalan, ditampani mobil atau truk, apa enggak kasihan?”  ucapnya.

Seorang warga Selokaton, Karanganyar, Koko Rahmanto, mengatakan dalam satu hari bahkan ada tiga orang pengendara motor terjatuh di lubang yang sama.  “Ya itu di lubang depan warung saya, sudah banyak korbannya, sehari bisa tiga kali kayak orang minum obat. Belum lagi yang di sebelah utara sana, jalannya lebih parah lagi, lebih banyak korbannya,” ungkap dia.

Camat Gondangrejo, Suhardi, mengaku sempat geram lantaran minimnya perhatian dari pemerintah provinsi pada kondisi Jl Solo-Purwodadi. Sementara itu, dia tidak memiliki kewenangan menganggarkan perbaikan karena jalan itu merupakan aset provinsi.

“Saya sempat marah, tapi marah saya diam, jadi saya uruk sendiri jalannya dengan batu dan pasir dua kol, pakai dana pribadi. Terus ada petugas DPU Provinsi yang lihat, mereka berjanji akan segera melakukan perbaikan,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya