SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sidoarjo–Ahli teknik sipil bagian transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Hitapriya Suprayitno mengatakan, Jalan Raya Porong tidak layak dipertahankan sebagai jalur utama lalu lintas.

Menurut dia, konstruksi aspal jalan tidak mampu menahan munculnya semburan gas metana yang bercampur air dan lumpur. Hal itu mempengaruhi kemampuan badan jalan untuk dilewati kendaraan-kendaraan berat, termasuk jenis kontainer. “Kondisi yang dipengaruhi faktor alam itu mempengaruhi daya tahan jalan,” ujarnya, Senin (10/5).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi permukaan jalan pun semakin parah karena semburan berbahaya berpotensi menimbulkan kebaran semakin meluas. Itu sebabnya, dia meminta agar arus kendaraan yang diperbolehkan melintas di Jalan Raya Porong dikurangi dari sisi jumlah maupun tonasenya. Hal itu harus dilakukan sembari menunggu kesiapan jalan arteri baru pengganti Jalan Raya Porong.

Hitapriya Suprayitno meminta pemerintah mengaktifkan kembali berbagai jalur alternatif. Namun rekayasa arus lalu lintas tersebut harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan jalan alternatif yang rata-rata sempit.

Juru bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Achmad Zulkarnain menyatakan BPLS telah melakukan berbagai langkah untuk mengamankan Jalan Raya Porong. Di antaranya memasang papan peringatan melarang para pengemudi menyalakan api atau rokok. Juga bekerjasama dengan kepolisian untuk memasang garis polisi di beberapa bagian badan jalan, serta mengatur lalu lintas agar kendaraan tidak menumpuk di lokasi semburan.

Zulkarnain justru menilai tidak tepat jika Jalan Raya Porong harus ditutup. ”Rugi kalau ditutup karena akan mengganggu nadi perekonomian Jawa Timur,” ucapnya. Apalagi jalan arteri sebagai pengganti Jalan Raya Porong diperkirakan baru akan rampung dibangun tahun 2011 mendatang.

tempointeraktif/ tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya