SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Surabaya–Gubernur Jawa Timur, Soekarwo memastikan tidak akan menutup jalan raya Porong dan tidak akan mengalihkan jalur rel kereta api yang melalui Porong. “Tidak ditutup, tetap dibuka, ini yang ngomong geolog, secara akademik bisa dipastikan Porong aman,” kata Soekarwo, Senin (26/4).

Menurut Soekarwo, pada Sabtu (24/4) lalu, dirinya telah memimpin sebuah rapat yang dihadiri para geolog seperti pakar geologi ITS sekaligus Kepala Tim Kajian Kelayakan Pemukiman, Prof Nyoman Sutantra, serta Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Dalam rapat yang juga dihadiri Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo itu, para geolog secara tertulis menjamin jika selama ini jalan raya maupun rel kereta api Porong masih cukup aman untuk dilalui kendaraan maupun kereta api.

“Menurut mereka (para geolog) buble (semburan liar) yang keluar di jalan raya itu berasal dari kedalaman kurang dari 30 meter. Karena volume genangan lumpur yang cukup berat membuat tanah di sekitarnya tergencet, sehingga keluarlah gas yang ada di dalam tanah,” kata Soekarwo.

Gas methan yang mudah terbakar, menurut para geolog ini, juga hanya keluar di malam hari, sedangkan di siang hari nyaris tidak keluar. Meski begitu, untuk mewaspadai terjadinya kebakaran, pemerintah telah membuka posko di sepanjang jalan porong untuk memperingatkan kepada pengguna jalan untuk tidak menyalakan api.

Meski tidak akan menutup raya Porong dan rel kereta api, tapi hari ini, Senin Gubernur Jatim telah berkirim surat kepada Menteri Pekerjaan Umum untuk menjadikan jalan raya Porong sebagai jalan dengan status emergency sehingga setiap pengendara diminta waspada.

Sementara itu, asisten pembangunan Pemprov Jatim Choirul Djaelani mengatakan, terkait genangan air yang beberapa hari menutup jalan raya Porong, sejak saat ini sudah tidak ada lagi karena BPLS telah memfungsikan sepuluh pompa untuk menguras air. “Enam pompa hingga kini masih memompa dan empat standby,” kata Choirul.

Air dari jalan raya ini, menurut dia dipompa dan dimasukkan ke dalam kolam lumpur sehingga bisa membantu untuk mencairkan lumpur. Dengan cara, kata dia, lumpur mudah dibuang ke sungai Porong. Pembuangan lumpur di kolam ini juga ntuk mengurangi volume lumpur sehingga bisa mengurangi tekanan berat volume lumpur ke tanah.

Terkait usulan Komisi Pembangunan DPRD Jatim agar mengalihkan jalan raya Porong melalui jalur alternative Kalitengah dan Intako. Soekarwo, menilai usulan itu tidak realistis. “Jalur itu (Kalitengah dan Intako) sangat kecil dan tidak bisa dilalui truk,” kata dia.

Tidak ditutupnya Jalan Raya Porong, menurut Soekarwo juga dengan pertimbangan jika jalan ini ditutup, maka tidak ada satu pun jalan yang ada saat ini mampu untuk menampung luberan kendaraan dari Porong.

“Bahkan jalur alternatif Krian-Mojosari hanya mampu menampung 67-70 ribu kendaraan perhari, padahal total kendaraan yang melalui Porong 167 ribu perhari,” kata dia. Karenanya, solusi permanen untuk mengalihkan jalan raya Porong adalah memfungsikan jalur pengganti yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan.

Untuk mempercepat pembangunan jalur pengganti ini, tambah Soekarwo, saat ini pemerintah sudah mulai melakukan proses konsinyasi kepada pemilik tanah yang ngotot tidak bersedia menjual tanah mereka. “Pada prinsipnya, bulan tiga tahun 2011, jalan pengganti ini sudah harus rampung,” pungkasnya.

tempointeraktif/ tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya