SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalan rusak (Dok/JIBI)

Solopos.com, KARANGANYAR– Kalangan pelaku usaha wisata di wilayah Ngargoyoso, Karanganyar mendesak Pemkab Karanganyar membenahi infrastruktur jalan.

Kondisi jalan rusak dan bergelombang menghambat pengembangan wisata di kawasan Lereng Lawu ini. Pemilik Resto Segoro Ijo Ngargoyoso Ria Ayu Rahayu mengatakan kawasan Ngargoyoso mengalami pengembangan yang cukup pesat. Berdiri puluhan resto baru di kawasan Lereng Lawu ini. Namun sayangnya pengembangan tersebut belum didukung sepenuhnya dengan infrastruktur yang memadai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kondisi jalan rusak bahkan bergelombang. Sangat membahayakan pengguna jalan,” ungkapnya kepada Solopos.com, Minggu (14/8/2022).

Mestinya kondisi ini menjadi perhatian dari Pemkab Karanganyar. Perbaikan jalan, menurutnya, mendesak dikerjakan untuk mendukung potensi wisata di sana.  Pengembangan wisata tersebut memberi dampak positif bagi warga setempat. Seperti memberikan peluang lowongan pekerjaan hingga meningkatkan perekonomian warga. Tumbuhnya resto atau rumah makan tersebut juga menggerakkan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Ekspedisi Mudik 2024

“Sekarang saja mencari tenaga kerja dari Ngargoyoso sudah sulit karena terserap dengan banyaknya resto-resto baru,” tuturnya.

Baca Juga: Jalan Tembus Tawangmangu-Sarangan Disulap Jadi Tempat Wisata Kuliner

Ria mengatakan Ngargoyoso menjadi magnet baru bagi pengunjung menikmati wisata alam selain kawasan Tawangmangu. Hampir setiap libur akhir pekan dan nasional, pengunjung membludak di kawasan wisata Ngargoyoso. Resto maupun rumah makan juga dibanjiri para pengunjung.

Hanya saat ini pelaku usaha resto dan rumah makan dihadapkan dengan kondisi sulit dan terjepit. Pelaku usaha tak berani menaikkan harga jual ditengah terus melambungnya harga kebutuhan pokok dan elpiji.

“Kita serba dilematis. Tidak berani menaikkan harga jual. Takut pelanggan pergi. Tapi kok harga kebutuhan pokok terus naik, apalagi elpiji yang naik tinggi. Kita hanya bisa mengurangi porsi saja,” tuturnya.

Senada disampaikan Pemilik Soewatu Resto and Cafe, Mulyono alias Emon, yang juga mengaku kesulitan dengan menaikkan harga jual. Kenaikan elpiji secara otomastis membuat biaya operasional bertambah besar. Namun pihaknya tak bisa asal menaikkan harga jual. Apalagi ia baru membuka resto tersebut akhir tahun lalu.  “Takutnya malah pada lari pelanggannya kalau kita naikkan harga,” katanya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Karanganyar Hari Ini 14 Agustus 2022, Tak Bersahabat

Ia melirik bisnis kuliner di wilayah Ngargoyoso karena dinilai memiliki potensi besar pertumbuhannya hingga puluhan tahun ke depan. Apalagi dengan pesona alam dan hawa sejuk pegunungan, mampu menambah daya tarik tersendiri.

“Di sini saya lihat potensinya cukup besar. Tiap hari libur Sabtu-Minggu saja ramai pengunjung, bahkan sudah mulai padat,” tutur dia.

Sebagai warga asli Ngargoyoso, dia dituntut mampu melihat prospek pertumbuhan bisnis industri pariwisata tersebut. Berbekal potensi inilah, dia membuka usaha kuliner dengan nama Soewatu. Namun ia berharap kepada Pemkab memperbaiki infrastruktur jalan di kawasan Ngargoyoso. Kondisi jalan rusak menjadi kendala pengembangan kawasan wisata di Ngargoyoso. “Jika tidak diperbaiki khawatirnya pengunjung malas ke sini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya