SOLOPOS.COM - Tikungan cinta terlihat dari gardu pandang di Dukuh Jelok, Desa Cluntang, Musuk, Boyolali, Jumat (11/11/2016). Terdapat jalur menuju Gua Watu Langkah yang akan jadi potensi wisata desa. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Perbaikan jalan membuat Tikungan Cinta, Cluntang, Musuk, Boyolali, kian populer dan mudah dijamah.

Solopos.com, BOYOLALI — Nama Tikungan Cinta perlahan menjadi primadona wisata di Boyolali. Terletak di lereng Gunung Merapi yang menghadap ke arah Boyolali Kota, kawasan di Desa Cluntang, Musuk, itu kini didatangi banyak orang karena pemandangannya yang eksotis.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Seorang nenek yang menjajakan makanan ringan dan beragam gorengan di sebuah warung bambu begitu bersemangat saat menceritakan bahwa dia punya tempat baru untuk mencari rezeki, selain bertani. Sang nenek membuka warung bambu di tepi jalan Dukuh Jelok, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, tepat di bibir tebing.

Dari warungnya, pembeli bisa menikmati keindahan alam bahkan hamparan luas wilayah dataran rendah Boyolali Kota. Di bagian belakang, pembeli juga bisa melihat keindahan puncak Gunung Merapi yang lereng-lerengnya tak terlihat karena terhalangi hijaunya Gunung Bibi.

“Mungkin baru sebulan tempat ini ramai pengunjung, apalagi setelah ada gardu pandang dan jalannya diaspal,” ujar warga Dukuh Gondang, Desa Cluntang, Boim, yang kebetulan sedang berada di warung milik nenek tua tersebut, Jumat (11/11/2016).

Kendati memiliki pemandangan yang eksotik, dulu tempat tersebut jarang dijamah. Apalagi infrastruktur jalannya sulit, menanjak dengan tikungan yang tajam bahkan nyaris membentuk huruf U. Tahun ini, Pemdes Cluntang memanfaatkan sebagian dana desa untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang sekarang dikenal dengan “Tikungan Cinta” itu.

“Kalau di Cepogo ada Irung Petruk, di sini tikungannya tidak kalah ekstrim. Masyarakat menyebutnya tikungan cinta,” imbuh Camat Musuk, Totok Eko YP.

Masyarakat kemudian merespons dengan membangun gardu pandang dan membuka akses jalan ke gua-gua yang ada di lereng Merapi tersebut. Potensi wisata di kawasan tikungan cinta itu siap diberdayakan.

Tokoh masyarakat Desa Cluntang, Sumardja, mengatakan objek yang akan digarap untuk menuju desa wisata Cluntang adalah Goa Poleng dan Goa Watu Langkah. Kedua goa tersebut masih sangat alami karena sekarang belum banyak dikunjungi. Kedua goa itu memiliki banyak cerita karena menurut sejarahnya, goa itu sering menjadi tempat bertapa orang-orang sakti zaman dulu.

Selain goa, di wilayah dengan ketinggian lebih dari 1.200 mdpl itu juga ada air terjun dari mata air Mbanyu. “Jadi yang masyarakat desa tawarkan adalah wisata alam,” ujar Sumardja.

Dari dukuh itu, ada jalur menuju kawasan taman nasional Gunung Merapi. Pemdes Cluntang juga berencana membuka jalur ke hutan setidaknya agar bisa diakses kendaraan. “Pemandangan hutan kami rasa akan sangat menarik terutama bagi wisatawan-wisatawan dari kota,” kata dia.

Gardu pandang, kini seolah tengah menjadi tren masyarakat lereng Gunung Merapi dan Merbabu. Di Cluntang baru ada satu gardu pandang. Masyarakat akan membangun dua lagi gardu pandang tepat di tebing atas “Tikungan Cinta”.

Kades Cluntang, Suryati, mengatakan potensi wisata Desa Cluntang bukan hanya pada keindahan alam tetapi juga berkembangnya kelompok seni rakyat, seperti saleho dan krida yaksa. “Ada lima kelompok seni di desa kami.”

Saat ini, Pemdes masih fokus membenahi infrastruktur untuk mendukung pengembangan desa wisata. Ke depan, pemdes bersama masyarakat akan membahas masalah pengelolaan potensi wisata yang ada. “Harapannya potensi wisata itu jadi sumber baru pendapatan desa dan ekonomi masyarakat bisa menggeliat. Kami akan bangun warung-warung di sekitar tikungan cinta,” ujar Suryati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya