Solopos.com, SRAGEN -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen akhirnya membatalkan pembelajaran tatap muka atau PTM di 63 sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project sejak Senin (31/8/2020).
Pembatalan pembelajaran tatap muka dilatarbelakangi tren makin meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 di Bumi Sukowati. Melalui surat edaran (SE), Disdikbud Sragen mengumumkan secara resmi dibatalkannya kegiatan tersebut.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Kepala Didsikbud Sragen, Suwardi, mengatakan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap pembelajaran tatap mulai yang dimulai Senin lalu telah berjalan baik sesuai dengan protokol kesehatan.
Covid-19 di Boyolali Menyebar ke Perusahaan Picu 26 Kasus Baru, Begini Ceritanya
Akan tetapi, berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 yang digelar Kamis (3/9/2020), kegiatan yang sudah dimulai di 63 sekolah itu dihentikan.
Sebagai gantinya, kegiatan belajar mengajar kembali digelar secara daring atau pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Langkah itu ditempuh dengan berbagai pertimbangan, terutama tren makin meningkatkan jumlah kasus Covid-19 di Sragen.
“Sehingga secara keseluruhan, proses pembelajaran di Kabupaten Sragen dilaksanakan secara PJJ sampai ada pemberitahuan lebih lanjut,” terang Suwardi kepada Solopos.com, Jumat (4/9/2020).
Seluk Beluk Bandar Judi Bola di Solo, Pakai Riset dan Rajin Belajar
Pilihan yang Sulit
Suwardi mengakui pembelajaran tatap muka di Sragen merupakan pilihan yang sulit. Menurutnya, dari sekian banyak warga Sragen yang terkonfirmasi positif Covid-19, tidak ada dari mereka yang berasal dari kalangan tenaga pengajar.
Kendati begitu, Suwardi mengakui sebagian dari mereka merupakan anak-anak usia sekolah. Oleh karenanya, jika tetap dilanjutkan, pembelajaran tatap muka berpotensi menjadi media penularan Covid-19.
Waspada! Sudah 3 Kali Akun Whatsapp Kades Pranan Sukoharjo Diretas Penipu Untuk Minta Uang
Sementara itu, Kepala SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, Amir, mengaku sudah menerima surat edaran terkait pembelajaran tatap muka dari Disdikbud Sragen. Kebetulan, SMP Birrul Walidain merupakan satu dari 63 sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project pelaksanaan PTM di Sragen.
“Kalau sekolah tatap muka nilainya baik, apalagi dilaksanakan dengan menjaga protokol kesehatan. Tapi, rapor Covid-19 di Sragen naik. Jadi, Satgas Covid-19 mengabil langkah tegas untuk menghentikan PTM. Ini demi kebaikan bersama,” papar Amir.