SOLOPOS.COM - Basrief Arief (tengah) saat masih menjadi Jaksa Agung bersama Kapolri saat itu, Jenderal Pol. Sutarman,(belakang) beberapa waktu lalu. (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Harianjogja.com, JOGJA—Sejak tiga tahun terakhir Kejaksaan Agung (Kejagung) RI sudah menyelamatkan aset negara dari berbagai tindak pidana senilai Rp4,5 triliun saja. Sementara potensi aset yang belum diselamatkan di dalam maupun luar negeri mencapai triliunan dolar.

“Tahun ini kami menyelamatkan hampir Rp2,5 triliun. Sejak 2012 totalnya sekitar Rp4,5 triliun,” kata Jaksa Agung RI Basrief Arief seusai membuka acara The First Annual General Meeting, Asset Recovery Inter-Agency Network Asia Pasifik (ARIN-AP) di Royal Ambarrukmo, Senin (25/8/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Basrief memperkirakan aset yang belum terselamatkan mencapai US$1,2 triliun. Jumlah itu tersebar di sejumlah negara Asia Pasifik dan sekitar empat sampai lima persen berada di Indonesia dalam bentuk properti.

Dia menilai tidak mudah memulangkan aset negara dari luar negeri. Prosedur dengan penegak hukum di negara lain terkadang membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena perbedaan konsep hukum positif antarnegara. Tahapan pemulihan aset negara itu meliputi penelusuran, pengamanan, hingga perampasan aset tindak pidana.

Menurut Basrief kehadiran lembaga informal ARIN-AP yang mencakup negara-negara se-Asia Pasifik bisa mempermudah penyelamatan aset melalui kerjasama saling bertukar informasi, dan berbagi pengalaman.

“Hasil penelusuran informal dapat mempercepat proses yang dilakukan secara formal melalui MLA [mutual legal assistance],” ujar Basrief.

Kepala Pusat Pemulihan Aset Kejagung RI yang menjadi presiden ARIN-AP 2014 Chuck Suryosumpeno menambahkan pertemuan ARIN-AP di Jogja merupakan konsolidasi pemulihan aset negara di Asia-Pasifik. Momentum pertemuan itu juga diakui Chuck untuk mencari formulasi dalam hal pencegahan dan persoalan penyelesaian bidang pemulihan aset.

Semua anggota dalam ARIN-AP, kata Chuck, memiliki semangat dan visi yang sama dalam melakukan berbagai terpobosan kerja sama dan komunikasi informal yang intensif.

“Kalau dengan informal bisa dilakukan kenapa harus berbelit-belit dalam birokrasi,” ujar Chuck.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya