SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Setara Institute kembali melaporkan indeks kota toleran untuk 2018. Jakarta masih menjadi 10 besar kota paling tidak menghargai keberagaman alias intoleran di Indonesia.

Meski begitu, Ibu Kota naik dua peringkat dari sebelumnya posisi buncit atau 94 menjadi 92 dengan skor 2,880 dari skala 7. Direktur Riset Setara, Halili, mengatakan bahwa Jakarta masih belum banyak memiliki kemajuan karena kejadian intolerannya sangat tinggi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi DKI tidak menunjukkan tindakan yang memadai sebagai representasi negara di tingkat lokal. Jadi negara di tingkat lokal itu tidak ada. Jadi regulasi pemerintah lokalnya tidak progresif, padahal potensi intoleransinya tinggi,” katanya di Jakarta, Jumat (7/12/2018).

Halili menjelaskan bahwa secara regulasi, DKI Jakarta tidak memiliki kebijakan yang diskriminatif kepada minoritas. Selain itu, juga tidak ada kebijakan yang berubah dari gubernur sebelumnya.

“Namun dari peristiwa tinggi. Dan pemerintah itu tindakannya rendah. Jadi kalu Anies [Baswedan, Gubernur Jakarta], contohlah Pak Rahmat Effendi [Wali Kota Bekasi],” jelasnya.

Bekasi menjadi satu-satunya kota penyangga Jakarta yang toleran, yaitu berada di peringkat ke-6 (5,890). Effendi secara tegas bisa mengatasi masalah tidak toleran. Rahmat juga dengan cepat bisa meredam konflik horizontal.

Setara Institute mencatat 10 kota yang paling tidak toleran adalah Tanjung Balai (2,817), Banda Aceh (2,830), Jakarta (2,880), Cilegon (3,420), Padang (3,450), Depok (3,490), Bogor (3,533), Makasar (3,637), Medan (3,710), dan Sabang (3,757).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya