SOLOPOS.COM - Arya Penangsang dihabisi oleh orang suruhan Jaka Tingkir. (Youtube—Dongeng Kita)

Solopos.com, SEMARANG — Setelah mengambil kembali kepercayaan Sultan Trenggono, Jaka Tingkir diangkat menjadi Bupati Pajang. Masalahnya, kekuasaan tidak semulus yang dibayangkan. Ia harus menghabisi Arya Penangsang karena suatu alasan. Apakah itu?

Setelah berhasi menjinakkan Kerbau Danu yang merusak Istana Prawoto, Sultan Trenggono memberikan kembali gelar Panglima Prajurit untuk Jaka Tingkir. Mas Manca, Ki Wila, Ki Wuragil yang membantunya juga menjadi tangan kanan Jaka Tingkir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Karena Kesultanan Demak semakin aman dan jauh dari masalah, Sultan Trenggono memberikan gelar Bupati Pajang kepada Jaka Tingkir dengan nama Adipati Hadiwijaya. Bukan hanya itu, ia juga dinikahkan dengan seorang putrinya yaitu Ratu Cempaka Emas.

Di Semarang, Menteri PUPR Akui Kini Prioritaskan Padat Karya

Ketika Kesultanan Demak berada di puncak kejayaan, Sultan Trenggono wafat. Kemudian jabatan raja diganti oleh sang putra alias Sunan Prawoto. Namun naas, Sunan Prawoto mati di tangan Arya Penangsang, seorang Bupati Jipang Panolan.

Seperti yang dihimpun Semarangpos.com dari Youtube channel Dongeng Kita, Senin (15/6/2020), Arya Penangsang memiliki hati yang jahat. Ia ingin merebut kekuasaan Kesultanan Demak dari Sunan Prawoto yang masih memiliki hubungan darah.

Tidak sampai di situ, Arya Penangsang membunuh saudaranya bernama Pangeran Kalinyamat yang saat itu menjabat sebagai Bupati Jepara. Bupati Pajang alias Jaka Tingkir juga menjadi sasarannya.

Benarkan Jaka Tingkir Pernah Bunuh Calon Prajurit Demak?

Dua orang sakti dikirim untuk menghabisi Jaka Tingkir. Namun, karena kesaktiannya sudah melebihi batas, dengan mudah Bupati Pajang itu menghabisi orang suruhan Arya Penangsang.

Sampai suatu hari, Ratu Kalinyamat istri mendiang Bupati Jepara meminta tolong kepada Jaka Tingkir untuk menghabisi Arya Penangsang. Namun, karena masih berhubungan darah dengan Sultan Trenggono, Jaka Tingkir merasa sungkan untuk menghabisi.

Dengan ide cemerlang, ia membuat sebuah sayembara. "Barang siapa dapat membunuh Arya Penangsang, akan diberi kekuasaan untuk wilayah Mataram dan Pati," begitu pesan Jaka Tingkir.

Duh, Pasar di Temanggung Terancam Ditutup Tim Covid-19

Hanya dua orang yang berani ikut sayembara itu, yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawai. Usut punya usut, Ki Ageng Pemanahan ternyata cucu salah satu guru Jaka Tingkir bernama Ki Ageng Sela.

Dibantu Ki Ageng Pemanahan

Kakak ipar Ki Ageng Pemanahan juga ikut membantu menghabisi Penangsang. Menurut seorang ahli strategi, Arya Penangsang akan kehilangan kekuatan jika menyebrangi Sungai Bengawan Sore.

Ruangan di Kantor PDAM Kudus Disegel Kejaksaan

Benar saja, cucu Ki Ageng Sela langsung menggiring Arya menuju sungai tersebut. Ia juga menaiki kuda betina supaya kuda milik Arya lengah karena terpesona. Tewaslah Arya Penangsang di tangan mereka.

Setelah berhasil mengalahkan Arya Penangsang, Ratu Kalinyamat mengangkat Jaka Tingkir menjadi raja di Kesultanan Demak. Ia diberi gelar Sultan Hadiwijaya. Tak lupa Mas Manca, Ki Wila, dan Ki Wuragil juga diberi tempat di kerajaan sesuai pesan Ki Buyut Banyubiru.

Janjinya memberikan wilayah Pati pun juga tidak ia lupakan. Namun, Jaka Tingkir belum memberikan wilayah Mataram untuk Ki Ageng Pemanahan. Apa alasan Sultan Hadiwijaya melakukan hal itu?

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya