SOLOPOS.COM - Ilustrasi berhenti merokok (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi berhenti merokok. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Dinas Kesehatan Kota Solo menggelar pemeriksaan gratis paru dan pernafasan masyarakat saat even car free day Minggu (2/6/2013) lalu.  Pemeriksaan menggunakan spirometri untuk mengetahui adanya gangguan di paru-paru dan saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu warga, Kinra, 23, mahasiswa universitas swasta di Kota Solo turut memeriksa fungsi paru dan saluran pernafasan. Hasilnya, yakni gangguan obstruksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kebiasaan buruk merokok.

“Saya merokok sejak remaja. Sehari bisa habis dua bungkus. Sekarang cuma tiga batang per hari,” tutur Kinra.

Meski masih aktif merokok, ia pun juga tetap melakukan olahraga sekali dalam sepekan, dengan jenis olahraga futsal. Ia mampu bermain 2×10 menit tanpa berhenti.

Oleh petugas kesehatan, Kinra disarankan untuk berhenti merokok. Hal ini didasarkan pada hasil pemeriksaan paru yang fungsinya kian mengecil. Jika tidak dihentikan sejak dini, dikhawatirkan ia akan melewati masa produktif dan masa tua dengan kelainan pada paru.

Selain itu, olahraga yang tepat adalah jogging secara teratur tiga kali dalam sepekan dengan porsi ringan hingga sedang. Jenis olahraga ini dinilai tepat bagi pemilik paru yang tak berfungsi maksimal. Dengan rutin berolahraga sekaligus diimbangi dengan menghentikan kebiasaan merokok, diyakini fungsi paru dan saluran pernafasan akan lebih optimal.

Menurut Kepala Dinkes Solo, dr Siti Wahyuningsih saat ditemui di lokasi, menuturkan, kegiatan ini untuk memberi sosialisasi kesehatan khususnya organ paru paru pada masyarakat. Terlebih, saat ini kebiasaan merokok sudah menjalar ke remaja dan anak-anak.

“Efek rokok ini luar biasa. Satu keluarga yang merokok satu, tapi anggota keluarga yang lain bisa kena juga, karena asapnya mulek di ruangan,” tutur
Bu Ning, panggilan akrab Ka Dinkes Solo. Untuk itu, perokok hendaknya memikirkan jangka panjang tak hanya kesehatannya, namun juga anggota keluarga yang lain.

 

Restriksi

 

Gangguan pengembangan paru. Paru menjadi kaku, daya tarik ke dalam lebih kuat sehingga dinding dada mengecil, iga menyempit dan volume paru mengecil. Dapat dijumpai pada penderita tumor paru, pneumonia, abses paru, edema paru, atelektasis, kelainan fibrosis
Obstruksi

 

gangguan saluran napas baik stuktural (anatomis) maupun funsional yang menyebabkan perlambatan aliran udara respirasi Penyebabnya: merokok, asap polusi dari pembakaran, partikel gas berbahaya
Campuran

 

Gangguan pengembangan paru sekaligus saluran nafas sehingga terjadi perlambatan aliran udara. Dapat dijumpai pada penyebab obstruksi dan restriksi.

 

Fungsi spirometri:
Menilai status faal/fungsi paru -paru : normal, restriksi, obstruksi, campuran.
Menentukan diagnosis penyakit : asma, penyakit paru obstrukstif kronik (PPOK).
Menilai manfaat pengobatan : memadai atau belum.
Memantau perjalanan penyakit  apakah mengalami perbaikan atau perburukan.
Menentukan toleransi/risiko tindakan bedah atau anestesi umum.
Menentukan prognosis : memprediksi kondisi penyakit di masa mendatang.

 

Fakta-fakta Rokok:

  • Pada 2005, biaya kesehatan untuk mengobati penyakit akibat rokok senilai Rp154,84 triliun atau 4,5 kali lebih besar dari cukai rokok yang senilai Rp32,6 triliun.
  • Tembakau membunuh 1.172 jiwa per hari di Indonesia.
  • 70 persen orang yang berada di tempat umum terpapar asap rokok.
  • Rokok mengandung 4.000 bahan kimia, 200 di antaranya racun dan 43 lainnya penyebab kanker.
  • Racun utama pada rokok adalah nikotin, tar dan karbon monoksida.

 

Diolah dari wawancara dan berbagai sumber.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya