SOLOPOS.COM - Acara sarasehan dan peresmian Gus Dur Corner di Kampus II IAIN Salatiga, Rabu (13/4/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Gus Dur Corner kini hadir di Kampus II IAIN Kota Salatiga. Gus Dur Corner ini diinisiasi oleh Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora dan diresmikan pada Rabu (13/4/2022) lalu. Ini menjadi bentuk dari kepedulian kampus dalam meningkatkan wadah intelektual di kawasan fakultas.

Dalam peresmiannya, Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora, Prof Benny Ridwan,  menyampaikan wadah ini diharapkan mampu menggagas, melestarikan dan menggaungkan ciri khas dari keilmuan di fakultas yakni inklusivitas dan kreativitas. Ciri khas dari pemikiran Gus Dur, menurutnya, adalah tentang pluralisme, kebebasan berpikir dan tingginya spiritualitas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Harapan dari Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora dengan dibuatnya wadah ini tak lain demi menjaga kultur akademik yang mampu berkembang dengan organic. Sehingga dari unsur mahasiswa hingga tenaga pengajar terdorong untuk melakukan diskursus pemikiran hingga spiritualitas secara produktif,” ujarnya dalam rilis yang diterima Solopos.com, Jumat (15/4/2022).

Baca Juga: Kisah Gus Dur Tak Naik Kelas lalu Dipindah ke Yogyakarta

Dalam acara peresmian Gus Dur Corner, digelar pula sarasehan bertajuk Pluralisme dan Dakwah Kontekstual Ala Gus Dur. Sarasehan ini menghadirkan Ketua Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah Salatiga sekaligus dan Pemerhati Gus Dur, KH. Achmad Bahrudin serta Jay Ahmadi selaku Koordinator Sekretariat Nasional Gus Durian Wilayah Yogyakarta.

Hadir pula sejumlah peserta di antaranya perwakilan santri dari pondok pesantren se-Salatiga, Forum Komunikasi Umat Beragama, Pimpinan Daerah Muhammadiyyah, dan PCNU Salatiga. Selain itu ada dari Peresmian Cinta Kemanusiaan, Fakultas Teologi UKSW, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Gus Durian Salatiga, Pemerhati Makam Mbah Wahid Salatiga, dan Kemenag Kota Salatiga.

Menurut KH. Achmad Bahrudin, segala hal tentang konsep pluralisme ala Gus Dur merupakan pengejawentahan dari sisi Islam yang ramah, kebenaran yang universal, serta perjuangan yang sesuai dengan semangat masyarakat itu sendiri.

Baca Juga: Konstitusi dan HAM Landasan Gus Dur Membolehkan Perayaaan Imlek

Perihal pendidikan, Gus Dur telah mengajarkan bahwa mempelajari ilmu itu harus bebas dan kritis, persoalan penggunaannya adalah kebijaksanaan tiap individu serta harus disikapi dengan emosi dan nilai lokalitas yang santun.

Sedangkan Jay Ahmadi membahas tentang pluralisme dan dakwah konteksual ala Gus Dur.  Pluralisme yang erat kaitannya dengan kondisi budaya dan kultur masyarakat Indonesia yang multi etnis. “konsep dari pluralisme dan dakwah kontekstual ala Gus Dur sebetulnya sederhana. Yakni yang sama jangan dibeda-bedakan, sedangkan yang berbeda jangan disama-samakan,” ujar Jay.

Ketua Dema Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora, Umam, mengapresiasi dibentuknya Gus Dur Corner. Ia menilai ini menjadi wadah baru yang bisa menjaga kultur diskusi di kampus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya