SOLOPOS.COM - Tangkapan Layar Dokter spesialis kejiwaan RS JIH Solo, Afinia Permanasari (kanan) memberikan penjelasan mengenai pencegahan trauma pada acara Health Talk.

Solopos.com, SOLO–Kondisi perceraian rumah tangga, tentu bukan hanya berdampak pada psikologis pasangan yang bercerai, namun juga anak. Lalu bagaimana menjaga anak agar tidak trauma karena persoalan tersebut?

Baca Juga: Jadi Pelaksana Jamkestama bagi DPR, Begini Kesiapan RS JIH Solo

Dokter spesialis kejiwaan Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Afinia Permanasari, menyampaikan ada beberapa gangguan mental yang bisa timbul setelah perceraian.

“Pertama trauma, kedua sampai depresi, bisa muncul gangguan tidur, bisa gangguan cemas bahkan sampai gangguan jiwa berat,” kata dia dalam acara Health Talk dengan tema Mental Health Karena Trauma dengan Orang Ketiga?, yang disiarkan pada Youtube RS JIH Solo, Februari 2022.

Sedangkan pada anak, gangguan juga dapat muncul. Pertama, bisa saja anak menjadi krisis kepercayaan. “Sebab akan berpikir, saya harus seperti apa nanti di pergaulan. Kita bicara dulu pada anak usia sekolah, antara usia 6-18 tahun,” kata dia.

Baca Juga: Tips Penggunaan dan Penyimpanan Obat yang Benar dari RS JIH Solo

Bisa juga akan membenci orang tua, kemudian lebih nyaman di luar rumah. Bisa menutup diri yang jatuhnya akan depresi. Namun menurutnya tidak semua mengalami itu dan hal itu juga bisa dicegah.

Tentu akan menjadi tantangan bagi orang tua untuk menjaga anak tidak mengalami trauma akibat perceraian orang tuanya.
Terlebih setiap anak memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda untuk memahami kondisi perceraian orang tuanya. Dalam hal itu Afinia menyarankan agar komunikasi antara kedua orang tua dengan anak tetap berjalan baik-baik saja. Meski bercerai, orang tua diharapkan bisa menghilangkan ego demi menjaga perasaan anak.

“Anak butuh kehadiran. Kalau tidak bisa bersama, bisanya gantian itu tidak masalah. Butuh kehadiran, waktu, pelukan, diyakinkan lagi bahwa tidak akan terjadi apa-apa,” jelas dia.

Sedangkan untuk memberi penjelasan kepada anak mengenai kondisi kedua orang tua, harus dilakukan dengan bahasa yang sesuai usia anak. Sebab mau tidak mau, anak harus tahu kondisi orang tuanya tidak seperti dulu lagi.

Baca Juga: Bisa Lihat Organ Dalam Tubuh, Ini Keunggulan MRI di RS JIH Solo

“Ya bisa saja mungkin dijelaskan bahwa sekarang ayah kerja di luar, sekarang tinggal sama bunda. Saat ini kondisi seperti ini adalah yang terbaik,” lanjut dia.

Langkah lain yang harus diperhatikan adalah membatasi anak mengakses media sosial. Akan lebih baik jika anak sering diajak mengobrol. Sebab komunikasi menjadi hal penting.

“Jadi dia akan berpikir, oh ternyata memang ayah sama mama tidak bersama, tapi tetap baik-baik saja sama aku. Di sini orang tua yang harus dikondisikan, orang tua tidak boleh egois untuk menjaga perasaan anak,” kata dia.

 

Rekomendasi
Berita Lainnya