SOLOPOS.COM - Ilustrasi berjemur

Solopos.com, SOLO — Menjaga kecukupan vitamin D dengan berjemur menjadi salah satu upaya meningkatkan imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19. Tak heran selama wabah virus corona melanda negeri ini, masyarakat ramai-ramai berjemur.

Sebagian besar masyarakat beranggapan berjemur dibutuhkan untuk meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh. Padahal, berjemur bukan satu-satunya cara. Berjemur juga tidak boleh asal dan harus menyesuaikan dengan kondisi masing-masing orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu dituturkan Product Specialist Prodia, Siska Damayanti, dalam live Instagram @koransolopos, Jumat (23/10/2020). Dalam acara yang dipandu host Pemimpin Redaksi Solopos, Rini Yustiningsih, itu, Siska menjelaskan ada banyak cara untuk menjaga imunitas tubuh.

Nilai Bantuan Sosial Beda-Beda, Warga Wonogiri Jangan Ada Kecemburuan!

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satunya dengan mencukupi kebutuhan vitamin D dalam tubuh. Siska membenarkan berjemur bisa meningkatkan kadar vitamin D. Namun, dia juga mengingatkan masyarakat jangan asal berjemur karena ada faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas berjemur.

“Kita tahun sumber vitamain D paling banyak dari sinar matahari. Tapi kita jangan sampai over ekspektasi untuk mendapatkan vitamin D hanya dari sinar matahari. Matahari sifatnya membantu. Di bawah kulit kita ada vitamin D yang belum aktif, kayak bahan baku vitamin D. [Vitamin D] itu bisa diaktifkan dengan sinar ultraviolet B [pada sinar matahari],” jelas Siska.

Saat berjemur belum tentu “bahan baku” vitamin D di bawah kulit langsung aktif. Menurut dia, ada beberapa faktor yang memengaruhi hal itu, di antaranya warna kulit.

Objek Wisata di Tawangmangu & Ngargoyoso Dipantau Ketat Saat Libur Panjang

Catatan untuk Kulit Gelap

Siska menjelaskan seseorang yang memiliki kulit dengan warna coklat atau lebih gelap, membutuhkan waktu lebih lama untuk berjemur. “Jenis kulit coklat ke atas [lebih gelap] ada melanin, tidak bisa masuk dengan baik. Jadi butuh waktu berjemur lebih lama,” urai dia.

Selain itu, lokasi berjemur juga memengaruhi. Berjemur di Jakarta dan Solo tentu beda waktu paling bagus untuk berjemur dan berapa lamanya berjemur.

Siska melanjutkan selain berjemur, kebutuhan vitamin D bisa dicukupi dengan asupan makanan atau suplemen. Dia mengakui hanya sedikit makanan mengandung vitamin D dalam jumlah besar, misalnya ikan laut dalam. Dalam kondisi itulah, orang biasanya mencukupi kebutuhan vitamin D dengan suplemen.

Cara Gampang Mengetahui WA Disadap, Nomor 2 Kerap Disepelakan!

Sebelum menambah konsumsi suplemen vitamin D, Siska menekankan pentingnya mengukur kadar vitamin D dalam tubuh. Laboratorim klinik, seperti Prodia, menyediakan layanan cek kadar vitamin D. Setelah mengetahui kadar vitamin D, baru bisa ditentukan suplemen apa atau aktivitas berjemur seperti apa yang efektif.

Dikutip dari e-journal.unair.ac.id, seseorang dikatakan mengalami defisiensi vitamin D jika kadarnya kurang dari 20 ng/ml dan termasuk insufisiensi vitamin D jika kadarnya 20-29,9 ng/ml. Sementara kadar vitamin D normal adalah berkisar 30-100 ng/ml.

Dalam ngobrol santai via Instragram @koransolopos tersebut, Siska juga memberi tips sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk membantu menjaga imunitas tubuh selain mencukupi kebutuhan vitamin D dengan berjemur. Salah satunya menjaga asupan makanan.

“Makan bergizi, kurangi gula, kurangi konsumsi garam,” tegas dia. Menerapkan protokol kesehatan sesuai kampanya Ingat Pesan Ibu, yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak juga perlu dipatuhi agar terhindar dari paparan Covid-19.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya