SOLOPOS.COM - Ilustrasi Difabel (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi Difabel (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO- Kabar gembira bagi penyandang cacat (difabel). Karena mereka kini berpeluang mendapat jaminan hidup (Jadup) dari pemerintah berupa pemberian bantuan dana seumur hidup.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Jadup ini program pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial, masing-masing difabel mendapat sekitar Rp300.000 per bulan. Namun tentu harus diseleksi dengan ketat sehingga kriteria yang mendapat yakni difabel yang tidak bisa melakukan aktivitas sama sekali,” ujar Bupati Sukoharjo, Wardoyo saat memberi sambutan penyaluran bantuan kursi roda kepada difabel di rumah dinas, Senin (19/3/2012).

Agar pemberian Jadup tidak salah sasaran, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya meminta Dinas Sosial (Dinsos) membenahi data difabel Sukoharjo.

Berdasar data saat ini di Kabupaten Sukoharjo terdapat 13.000 difabel. Dari jumlah itu baru 65 orang difabel yang sudah mendapat Jadup dari pemerintah dalam program tahun 2010.

Wardoyo menjelaskan pemberian Jadup dari pemerintah merupakan program pusat yang sudah lama ada. Tapi tidak semua daerah memanfaatkan kesempatan ini, karena kurangnya pengetahuan.

Namun sejak 2010 setelah Pemkab mengajukan data ke pemerintah pusat Pemkab bisa memberi dana rutin kepada 65 orang kaum difabel. Melihat sangat banyaknya data difabel ini Pemkab berencana mengajukan kembali usulan permintaan Jadup ke pemerintah pusat.

Selain dari pemerintah pusat, bantuan juga diberikan oleh Pemkab melalui program kesehatan gratis bagi difabel. Hal tersebut dilakukan setelah ada keluhan dari difabel yang tidak masuk dalam program Jamkesmas.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sukoharjo, Susi Purnamaning Diah saat dikonfirmasi mengatakan berdasarkan data WHO 2008, jumlah difabel di Sukoharjo sekitar 13.000 orang. Data inilah yang masih dijadikan acuan oleh Pemkab Sukoharjo. Namun pada perkembanganya data tersebut ternyata harus dimutakhirkan sesuai kondisi saat ini.

“Sebanyak 13.000 orang difabel itu data lama dari WHO, jumlahnya memang sangat banyak. Karena mencakup keseluruhan, tidak hanya difabel tapi juga orang yang penderita stroke, orang tua jompo, korban kecelakaan dan sebagainya,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya