SOLOPOS.COM - Ninoy Karundeng (Twitter @gunturromli)

Solopos.com, JAKARTA - Irshad Ahmad ditetapkan sebagai salah satu tersangka penganiayaan Ninoy Karundeng, Rabu (16/10/2019). Irshad yang kini ditahan di Poplda Metro Jaya adalah sosok yang disebut sebagai "Habib".

Pegiat medsos sekaligus relawan Joko Widodo, Ninoy Karundeng menyebut ada keterlibatan Irshad Ahmad saat dirinya dianiaya di Masjid Al-Falaah, Pejompongan, Jakarta Pusat.

Promosi BRI Peduli Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak Banjir di Sumbar dan Jabar

Irshad Ahmad membantah anggapan dia merancang penganiayaan dan penyekapan terhadap relawan Jokowi, Ninoy Karundeng. "Oh saya bantah banget itu, saya bilang itu fitnah," kata Irshad dilansir Detik.com, Jakarta, Senin (14/10/2019).

Ekspedisi Mudik 2024

Irshad mengakui pada 30 September 2019 itu, dia memang ada di masjid tersebut. "Saya saat itu kebetulan naik motor nyari anak saya, kira-kira jam 10.00 malam saya udah khawatir," kata Irshad.

Anaknya itu, kata Irshad, masih kuliah di sebuah universitas. Irshad mencarinya ke beberapa tempat karena khawatir anaknya ikut demo.

"Saya nyari-nyari terus contact terus 'kan anak saya sekolah kedokteran, dia kuliah di satu tempat. Nah di situ saya nyari-nyari anak saya belum pulang, katanya.

Hingga akhirnya, Irshad memutuskan untuk kembali pulang ke arah Polsek Tanah Abang. Di tengah kerusuhan demo, Irshad mencoba mencari jalan pulang yang aman karena khawatir kena sasaran amuk massa.

"Akhirnya saya melihat di pom bensin banyak petugas, jadi saya belok kiri mau [ambil] jalan tikus, ternyata di situ ramai ada ambulans, ada orang pingsan naik motor kena gas air mata mungkin ya," katanya.

"Saya belok kanan saya mau lihat ada apa kalau belok kanan, nggak tahunya di situ ada masjid itu, Masjid Al-Falah," sambungnya.

Akhirnya Irshad masuk ke dalam masjid itu. Pada saat itu pula, Irshad mengetahui ada keriuhan massa. "Waktu itu ya saya sampai salat tahajud dulu, terus ada yang kasih tahu ke saya itu katanya ada maling," katanya.

Saat itu posisi Irshad salat di lantai atas. Dia kemudian ke bawah menemui orang yang ternyata adalah Ninoy Karundeng. "Kan saya nggak tahu ada apa kan di bawah, pengeroyokan juga cuma saya nggak tahu di mana kan saya nggak lihat," tuturnya.

Irshad saat itu mendapati Ninoy sedang tertidur di bawah. Irshad lalu membangunkannya dengan cara menepis telinga Ninoy.

"Setelah ada bilang maling saya ke bawah, nah Ninoy lagi kayak tidur itu saya bangunin. Itu pagi udah subuh, saya nggak ingat jamnya. Jadi pas saya bangunin itu dia mungkin trauma atau gimana tanganya begini (nepis) saya mukul kena kupingnya, bukan mukul sih ya gak sadar lah gitu," tambahnya.

Ngaku Membantu

Irshad mengklaim dirinya bersama orang-orang di dalam Masjid Al-Falaah, Pejompongan, Jakarta Pusat, saat itu justru menyelamatkan Ninoy. Ninoy saat itu diamuk oleh massa karena dituduh sebagai penyusup.

"Karena kan kita menyelamatkan dia juga, karena 'kan dia punya anak ya 'kan. Kalau kita mau, kita keluarin aja dia. Kalau mau eksekusi dia, kenapa nggak kita serahkan keluar [ke massa] aja kalau mau ya," jelas Irshad.

Pria keturunan Pakistan itu juga mengklarifikasi soal ambulans yang disebut-sebut disiapkan untuk mengangkut jenazah Ninoy. Menurutnya, pada saat itu ambulans memang ada di masjid, namun itu disiapkan untuk mengangkut korban demo yang terkena gas air mata.

"Ini klarifikasi ya, kalau ambulans itu ada, bukan ambulans untuk eksekusi dia, bukan. Ambulans itu, [saya] ngomong waktu ada korban [demo] waktu ada ambulans, ini kan banyak berjatuhan korban gitu, oksigen juga kurang," tuturnya.

Irshad juga membantah pernyataan Ninoy yang dianggap punya kendali atas massa. Irshad mengaku tidak pernah memberi perintah apapun kepada massa.

"Kalau saya mau, itu saya suruh aja dia keluar, suruh orang--kalau saya berperan penting ya kan--bawa aja dia langsung ke sana, selesai gitu loh," imbuh dia.

Sementara soal rencana untuk memenggal kepala Ninoy, juga dibantah oleh Irshad. Menurutnya, dia hanya mengingatkan Ninoy untuk berhati-hati.

"Saya cuma bilang awas nanti di luar, mungkin itu ada kapaknya ada apanya saya nggak tahu, gitu," ucapnya.

Perkataannya soal kapak itu diaku keluar secara spontan. Sebab Irshad merasa kesal setelah mengatahui di laptop Ninoy terdapat tulisan-tulisan yang menurutnya menjelek-jelekkan panutannya, almarhum Ustaz Arifin Ilham.

"Refleks, saya nggak sadar itu saya ngomong gitu. Iya, kesal mungkin ada bahasa itu atau tidak saya nggak tahu. Karena kesal aja itu pun saya bilang "awas nanti di luar banyak orang" emang banyak orang di luar, kan belum bubar pada saat itu," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya