SOLOPOS.COM - Ilustrasi permukiman kumuh (JIBI/Solopos/Dok)

Pembangunan Solo, 15 kelurahan di Kota Solo mendapat bantuan masing-masing Rp1 miliar

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 15 kelurahan di Kota Bengawan menjadi sasaran prioritas program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) pada 2017.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Masing-masing kelurahan itu akan mendapat kucuran dana Rp1 miliar dari pemerintah pusat. Mereka yakni Nusukan, Gilingan, Kadipiro, Sumber, Semanggi, Pajang, Mojosongo, Kedung Lumbu, Jagalan, Banyuanyar, Sangkrah, Jebres, Tipes, Sondakan, dan Manahan.

Koordinator Program Kotaku Solo, Imam Zamroni, mengatakan dana itu untuk kegiatan infrastruktur. Penyaluran dana program Kotaku skala lingkungan atau kelurahan bakal dikelola masyarakat dengan membentuk lembaga keswadayaan masyarakat (LKM).

“Alokasi anggaran program Kotaku di Solo pada 2017 adalah Rp1 miliar per kelurahan untuk kegiatan infrastruktur skala lingkungan. Dikalikan 15 kelurahan, anggaran totalnya jadi Rp15 miliar. Sedangkan anggaran kegiatan infrastruktur skala kota, Solo dapat alokasi Rp15 miliar. Jadi total semuanya Rp30 miliar,” kata Imam saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (25/11/2016).

Imam menjelaskan program Kotaku di Solo tahun depan sebagian besar menyasar kegiatan infrastruktur drainase dan sanitasi. Dia menyebut kebanyakan kegiatan infrastruktur di 15 kelurahan merupakan usulan masyarakat setempat.

Sedangkan kegiatan infrastruktur skala kota kebanyakan arahan dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo. Imam menyebut DPU memprioritaskan penanganan drainase.

“No Objection Letter dari World Bank sudah Keluar. Artinya, terkait dana sudah ada keputusan dan persetujuan dari World Bank. Kami tinggal menyiapkan pelaksanaan kegiatan. Tahun depan Kotaku berupaya mengatasi masalah genangan. Harapannya Solo bebas genangan,” terang Imam.

Imam menjelaskan fasilitator Kotaku Solo bersama Tenaga Ahli Percepatan sedang menyusun detail engineering design (DED) program. DED ditarget harus rampung tersusun sebelum Januari 2017.

Fasilitator Kotaku Solo juga tengah menyusun rencana penataan lingkungan dan permukiman (RPLP) tingkat kelurahan. Menurut dia, dalam pelaksanaan kegiatan, Kotaku bekerja sama dengan sejumlah pihak, salah satunya PDAM Solo.

“Ini nanti kami juga bekerja sama dengan PDAM terkait penanganan sanitasi. Kami tidak bisa meninggalkan penanganan sanitasi agar limbah rumah tangga dan limbah industri rumah tangga tidak sampai tercampur ke drainase. Ketidaklayakan dalam pengelolaan limbah rumah tangga dan drainase menjadi salah satu indikator sebuah wilayah tergolong kumuh,” jelas Imam.

Perwakilan Pelaksana Program NUSP-2, Bagus Ardian, mengatakan Solo menjadi kota prioritas penanganan kawasan kumuh pada 2017. Menurut dia, banyak pogram yang akan masuk ke Solo tahun depan untuk menangani kawasan kumuh.

Bagus menerangkan kawasan kumuh dibagi menjadi tiga klasifikasi, yakni ringan, sedang, dan berat. Untuk tipologi kumuh dibagi menjadi tiga kawasan, yakni permukiman kumuh bantaran sungai, bantaran rel kereta api, dan perkotaan dengan kepadatan tinggi.

“Luas kawasan kumuh di Solo mencapai 359,55 Ha. Kawasan tersebut dinyatakan kumuh karena tidak sesuai kriteria kelayakan, terkait kondisi penyediaan air minum, jalan lingkungan, penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah dan drainase, dan berbagai fasilitas lainnya. Luas kawasan kumuh per masing-masing kawasan berbeda-beda, mulai 0,23 Ha sampai 76,03 Ha,” jelas Bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya