SOLOPOS.COM - Kegiatan uji petik Surveilans Berbasis Masyarakat di Kabupaten Boyolali, Rabu (5/10/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI —Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali terpilih menjadi pilot projet program Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) pada 2020.

Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK, Nancy Dian Anggraeni, mengatakan Surveileans Berbasis Masyarakat diperlukan untuk mendeteksi dini fenomena dan mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah di lingkungan masyarakat.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Nancy mencontohkan pengalaman sewaktu pandemi Covid-19, dalam waktu singkat kejadiannya bisa menjadi besar karena deteksi dini yang kurang.

“Padahal kalau misalnya kita bisa mengetahui lebih awal. Dengan adanya informasi dari masyarakat, dengan adanya tenaga-tenaga sukarelawan. Itu akan bisa kita cegah untuk tidak menjadi KLB, tidak menjadi wabah. Itu sebenarnya tujuan SBM,” ujar dia kepada wartawan dalam acara uji petik SBM di Kalurahan Siswodipuran, Rabu (5/10/2022).

Dalam acara yang sama, Lurah Siswodipuran, Edi Pujiyanto, mengatakan sukarelawan setempat senantiasa membantu pelaksanaan kegiatan yang memerlukan penanganan secara tepat dan cepat.

“Jadi ini wujud kepedulian, rasa empati sosial dari warga, sehingga apa apa yang mungkin menjadi kendala dalam masyarakat secara umum bisa terantisipasi dengan adanya ini [sukarelawan],” ujar dia kepada Solopos.com.

Menurut Edi, sukarelawan mendampingi dalam beberapa situasi, misalnya Siswodipuran sebagai daerah endemi Demam Berdarah (DB). Setiap tahun, kata Edi, pasti ada kasus demam berdarah, sehingga hal-hal seperti ini peran relawan sangat penting.  Sukarelawan setempat melakukan antisipasi dari efek domino DB.

“Yang dilakukan sukarelawan yang pertama adalah mengkondisikan dari lingkungan dimana itu ada kasus DB utamanya dengan pengecekan tempat yang berpotensi sarang nyamuk, sekaligus melakukan inventarisasi atau hal-hal yang sekiranya perlu dikoordinasikan secara khususnya dengan dinas kesehatan. Karena hal-hal seperti ini, kami dari perangkat kelurahan punya keterbatasan,” jelas dia.

Edi juga mengatakan peran sukarelawan disini sangat signifikan terutama untuk membantu tata laksana terkait endemi dan pandemi. Seperti peran sukarelawan saat Covid-19 dan PMK.

Edi menerangkan pada saat awal orang sangat amat protektif dengan adanya Covid, banyak hal yang secara teknis di lapangan itu tidak bisa terlaksana secara maksimal.

“Contoh bila ada salah satu warga yang terkena Covid-19 itu rata-rata pada waktu itu semua menutup diri. Nah disini lah sukarelawan itu dengan segenap potensi yang ada memfasilitasi. Baik penanganan medisnya ataupun kecukupan dari tingkat kebutuhan pangan,” ucap dia.

Relawan juga berkoordinasi dengan pemerintah apabila ada hal-hal yang memerlukan penanganan secara cepat. “Karena nuwun sewu, pada saat Covid-19 tidak semua orang mau berperan aktif sebagaimana yang dilakukan oleh Sukarelawan Siswodipuran,” ucap dia.

Untuk PMK, sukarelawan bergerak melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan. Pengetahuan soal PMK dari dinas peternakan secara dini disampaikan kepada masyarakat. Jadi apabila ada hewan ternak yang terjangkit sebagaimana ciri-ciri PMK, kelurahan bersama sukarelawan segera melaporkan hal tersebut kepada pemerintah daerah.

“Kedua terkait konsumsi daging. Jadi itu juga salah satu hal yang coba kami sampaikan kepada masyarakat sehingga apa yang dilakukan masyarakat bisa sedikit mengarah ke jalur yang benar,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya