SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembuatan jenang Kudus. (JIBI/Solopos/Antara - Yusuf Nugroho)

Solopos.com, KUDUS — Berkunjung ke Kudus, Jawa Tengah (Jateng), rasanya tak lengkap jika tidak mencicipi penganan atau kuliner daerah itu, yakni jenang Kudus. Berikut asal usul jenang Kudus yang namanya sudah cukup dikenal masyarakat luas.

Jenang merupakan makanan berbahan dasar tepung beras ketan, gula pasir, gula kelapa, santan, dan lemak nabati. Jenang memiliki rasa yang manis dengan tekstur yang kental.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jenang hampir mirip dengan dodol, yang merupakan makanan khas Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar). Jenang di Kudus biasanya dijual dengan dipotong kecil-kecil dan dibungkus plastik.

Baca juga: Mengulik Sejarah Rokok di Museum Kretek

Di Kudus ada ratusan industri rumahan yang membuat jenang, salah satunya adalah Mubarok Food yang terletak di Jalan Sunan Muria Nomor 33, Glantengan, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng).

Jenang memang merupakan makanan khas daerah Kudus. Namun bagaimanakah sejarah pembuatan jenang di Kudus? Diolah dari berbagai sumber, asal usul atau sejarah jenang di Kudus tak bisa dilepaskan dari keberadaan sosok Sunan Kudus, yang merupakan anggota Wali Songo, tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa, dengan Saridin atau yang dikenal dengan nama Syekh Jangkung.

Syekh Jangkung dikenal sebagai murid sekaligus cucu Sunan Kalijaga. Meski demikian, Syekh Jangkung juga pernah menimba ilmu dengan Sunan Kudus sewaktu masih remaja.

Mati Suri

Konon, pembuatan jenang di Kudus tak bisa dilepaskan dengan peristiwa yang menimpa Mbah Dempok Soponyono dan cucunya yang tercebur dan hanyut di Sungai Kaliputu. Meski tertolong, cucu Mbah Dempok tak kunjung sadar atau mengalami mati suri. Hal itu diyakini karena cucu Mbah Dempo diganggu makhluk halus berambut api yang kerap dijuluki sebagai Banaspati.

Alhasil, banyak yang menyimpulkan cucu Mbah Dempok telah meninggal, termasuk Sunan Kudus. Namun, beda dengan Syekh Jangkung. Ia menyatakan cucu Mbah Dempok masih hidup.

Baca juga: Museum Jenang Kudus Tambah Wahana demi Kenalkan Falsafah Gusjigang

Untuk membangunkan cucu Mbah Dempok dari mati suri, Syekh Jangkung pun meminta ibu-ibu di Desa Kaliputu untuk membuat jenang bubur gamping. Mitos inilah yang melatarbelakangi berkembangnya industri jenang di Kudus. Selain itu, mitos itu juga menjadi asal usul digelarnya tradisi Tebokan di Kudus.

Meski demikian, ada versi lain yang diyakini juga menjadi asal usul pembuatan jenang di Kudus. Menurut cerita rakyat, jenang Kudus bermula ketika Sunan Kudus menguji kesaktian Syekh Jangkung dengan cara memakan bubur gamping di tepi Sungai Gelis, Desa Kaliputu.

Padahal, gamping merupakan batu kapur berwarna putih yang kerap digunakan sebagai campuran bahan bangunan. Namun setelah memakan jenang dari gamping itu Syekh Jangkung tetap segar bugar.

Mengetahui muridnya tetap segar bugar usai memakan jenang dari gamping, Sunan Kudus pun berucap bahwa kelak masyarakat Desa Kaliputu hidup dari pembuatan jenang. Makanya tak heran jika di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota Kudus, terdapat puluhan industri jenang dengan skala besar maupun kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya