SOLOPOS.COM - Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo membaca surat kekancingan atau piagam pengukuhan sebagai Mangkunagoro X pada Jumenengan di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (12/3/2022). (Antara)

Solopos.com, SOLO — Setelah dinobatkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagoro X, Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, mengaku telah menyiapkan rancangan program.

Rancangan program itu akan ia jalankan pada masa kepemimpinannya. Menurut Bhre, ada hal-hal yang bisa Pura Mangkunegaran kembangkan dan capai. Bahkan, Bhre mengaku mempunyai program prioritas yang akan ia jalankan. Hal itu mempertimbangkan cakupan Pura Mangkunegaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Bukan diperbaiki mungkin ya istilahnya, tapi apa yang ingin kami capai ke depannya. Tentu Mangkunegaran kan cakupannya banyak sekali yang bisa dikembangkan. Namun ada dua poin yang mendesak,” kata Bhre dalam wawancara eksklusif bersama Solopos.com, Selasa malam (15/3/2022).

Baca Juga : Setelah Jadi Adipati Mangkunegaran Solo, Ini Rutinitas Harian Bhre

Ekspedisi Mudik 2024

Pura Mangkunegaran mempunyai lembaga-lembaga di bawah naungannya untuk mengurus bidang-bidang tertentu. Misalnya, Reksa Pustaka yang berkonsentrasi pada konservasi meliputi perlindungan, pengawetan, dan pemeliharaan manuskrip kuno dan arsip milik Mangkunegaran.

Di bidang adat istiadat, keprotokolan, tari dan seni teater, pembinaan berada di bawah Langen Praja. Selain itu, ada Rumeksapura yang merupakan lembaga penjaga keamanan.

Poin mendesak pertama, lanjutnya, terkait program yang akan dicapai yakni digitalisasi. Bhre menilai digitalisasi merupakan upaya pelestarian berbagai peninggalan-peninggalan Pura Mangkunegaran.

Baca Juga : Wawancara Eksklusif Mangkunagoro X: Dari Kuliner hingga Kapan Menikah

“Pertama soal digitalisasi karena digitalisasi ini kan supaya peninggalan atau informasi dan pengetahuan sejarah yang terkait kebudayaan Mangkunegaran, adat Mangkunegaran, bisa dilestarikan dengan baik,” ujar dia.

Program Regenerasi

Reksa Pustaka yang menyimpan ribuan koleksi manuskrip dan arsip perlu diperhatikan melalui digitalisasi naskah. Hal itu penting untuk penyelamatan naskah. Bhre ingin dengan adanya digitalisasi tak ada informasi dan pengetahuan yang terputus.

Baca Juga : Bhre Tak Menyangka Pengukuhannya Dihadiri Presiden & Raja-Raja Mataram

“Ya digitalisasi kan penting ya untuk perpustakaan supaya dokumen-dokumen bisa terjaga, tercatat. Yang namanya dokumen fisik, sudah lama, kan apa saja bisa terjadi. Supaya tidak ada masalah, tidak ada informasi yang hilang, solusi terbaik ya digitalisasi,” imbuh Bhre.

Selain digitalisasi dokumen, Bhre juga menyampaikan pentingnya digitalisasi terhadap tarian, adat dan peninggalan lain Pura Mangkunegaran. Hal itu bisa dimulai dengan perekaman dulu.

“Selain dokumen juga kesenian tarian-tarian Mangkunegaran. Minimal digitalisasi kami rekam dulu. Begitu juga bentuk kebudayaan lainnya,” tuturnya.

Baca Juga : Agenda Pertama Bhre sebagai Mangkunagoro X: Pimpin Ritual Ruwahan

Program prioritas kedua, sebagai pemimpin yang bisa dibilang muda, Bhre mempunyai rencana terkait regenerasi dengan melibatan generasi muda. Bhre menyebut regenerasi melibatkan generasi muda, tetapi orang yang lebih tua bisa mengajarkan kepada yang muda.

“Karena bagaimana pun yang namanya pengetahuan, informasi, apabila tidak dicatat, tidak diturunkan [diwariskan], itu bisa hilang. Jadi ya bagaimana kami untuk pelestarian ke depan tetap bisa berjalan dengan baik. Insya Allah pengembangannya juga nanti tetap berperdoman pada akar, adat, paugeran, dan nilai-nilai kebudayaan Mangkunegaran.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya