SOLOPOS.COM - Kegiatan verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dilakukan mahasiswa UNS Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Annita Viesta N. D. mengadakan verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Annita yang berasal dari Program Studi D-4 Kebidanan Fakultas Kedokteran (FK) UNS diterjunkan dalam Program Pejuang Muda Kementerian Sosial (Kemensos).

Annita ditempatkan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, selama dua bulan. Menurut Annita, program verifikasi dan validasi DTKS diadakan karena data bantuan sosial (bansos) masih belum terdata secara rapi. Selain itu, indikator kemiskinan di Jawa dan Kalimantan juga berbeda. Kemudian, banyak juga data masyarakat yang sebenarnya layak menerima Bansos tetapi tidak dapat dan yang tidak layak justru tercantum dalam daftar penerima bansos.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

“Selain itu, ada beberapa orang yang sudah meninggal tetapi bansos masih masuk sehingga harus diverifikasi. Jadi, saya di sini melakukan verifikasi data penerima bansos dengan mengisikan kuesioner indikator-indikator kemiskinan ke aplikasi Sagis milik Kemensos. Nanti, dari Kemensos sendiri yang menilai apakah orang tersebut masih layak atau tidak untuk menerima bansos,” terangnya melalui siaran pers, Rabu (8/12/2021).

Baca juga: Selain Sukarelawan, PMI dan UNS Solo Juga Bawa Bantuan ke Lumajang

Dalam melakukan pendataan, Annita harus berpindah dari satu desa ke desa lainnya di Kabupaten Paser dengan jarak  cukup jauh. Ia bersama rekan-rekannya juga kerap menginap di rumah masyarakat setempat saat menjalankan program tersebut karena jarak lokasi yang jauh dari pusat kota.

Pengembangan Usaha Rotan

Selain program tersebut, Annita bersama timnya yang berasal dari beberapa perguruan tinggi melakukan pengembangan usaha rotan masyarakat setempat. Annita mengatakan tantangan dalam program ini adalah perbedaan latar belakang, baik suku, budaya, dan bahasa. Selain itu juga wilayah yang sangat luas dan tidak seluruh tempat didukung dengan sinyal yang stabil.

“Latar belakang pendidikan saya kan kesehatan, tapi di sini mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan ilmu sosial sehingga cukup kewalahan saat awal kegiatan. Tentu hal ini menjadi pengalaman baru. Bisa bertemu dengan masyarakat lokal maupun transmigran, melatih kemandirian dan hidup dalam kesederhanaan,” tambahnya.

Baca juga: Wah, UNS Solo Bangun Kampus di Jakarta, Dana Sudah Siap Rp50 Miliar

Meskipun penempatan di luar Jawa, tetapi Annita tidak meninggalkan kegiatan kuliahnya, baik ujian maupun responsi. Ia menilai bahwa salah satu hal menarik dari Paser adalah banyak produk lokal yang kualitasnya dapat bersaing dengan brand yang sudah mendunia.

“Harapannya program semacam ini akan terus ada karena dapat mengasah kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dan berkolaborasi langsung dengan masyarakat. Semoga bansos bisa tepat sasaran untuk masyarakat yang benar-benar layak,” pungkas Annita.

Sementara itu, PIC Proyek Kemanusiaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) UNS, Dr. Revi Gama Hatta Novika, M.Kes., menambahkan terdapat 70 mahasiswa dari berbagai program studi di UNS yang tergabung di pejuang muda. “Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan MBKM yaitu Proyek Kemanusiaan,” ujar Revi.

Baca juga: Keren, Desain Jembatan Unik Karya Mahasiswa UNS Solo Diwujudkan di Pati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya