SOLOPOS.COM - Yap Tjwan Bing. (id.wikipedia.org)

Solopos.com, SOLO — Drs Yap Tjwan Bing yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di wilayah Jagalan, Jebres, Solo, memiliki peran penting bagi kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945 lalu. Ia adalah perwakilan warga keturunan Tionghoa dalam anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang terdiri atas banyak kalangan.

Wakil Ketua Umum Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) Sumartono Hadinoto menjelaskan Jl Drs Yap Tjwan Bing ditetapkan bersamaan dengan perayaan Tahun Baru Imlek 2008. Sebelumnya jalan itu bernama Jl Jagalan. Sebelum penetapan nama jalan itu, Panitia Imlek sudah berkonsultasi dengan FX Hadi Rudyatmo yang saat itu menjabat Wakil Wali Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pak Rudy [sapaan FX Hadi Rudyatmo] bilang beliau [Yap Tjwan Bing] merupakan tokoh yang ikut tanda tangan BPUPK [Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan]. Jadi beliau bisa disejajarkan sebagai tokoh nasional meskipun bukan pahlawan nasional,” tuturnya saat diwawancarai Solopos.com, Senin (22/8/2022).

Sumartono mengatakan Panitia Imlek kala itu akhirnya menemukan lokasi untuk nama  Jl Drs Yap Tjwan Bing di Jl Jagalan, Solo. Wali Kota Solo waktu itu Joko Widodo dan Wawali Rudy pun mendukung.

Menurut dia, sejumlah dinas terkait membantu penamaan jalan itu, di antaranya Bagian Hukum Setda Solo dan Dinas Perhubungan Kota Solo. Panitia Imlek melakukan sosialisasi dan warga tidak keberatan lalu nama jalan diresmikan.

Baca Juga: Uniknya Jl Drs Yap Tjwan Bing, Satu-satunya Jalan dengan Nama Tionghoa di Solo

Menurut Sumartono, Yap Tjwan Bing adalah warga Kota Bengawan yang tinggal di kawasan Slompretan. Yap merupakan seorang apoteker dan marhaenis. Makam Yap berada di Amerika Serikat.

Putri Yap Tjwan Bing sempat datang bersama suaminya begitu mendengar berita nama ayahnya diabadikan jadi nama jalan di Solo. “Kami temui bersama Pak Jokowi dan Pak Rudy. Ikut foto di jalan itu juga. Sangat bangga dia,” jelasnya.

Dia mengatakan putri Yap mengisahkan bapaknya sering tinggal di Bandung waktu masih hidup. Bung Karno dan Megawati Soekarnoputri menginap di rumah Yap jika ke Bandung.

4 Wakil Tionghoa

Sementara itu, Dosen Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma sekaligus Mahasiswa S3 Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia, Hendra Kurniawan, melalui artikelnya di Harian Umum Solopos, Senin (15/8/2022), menjelaskan anggota PPKI terdiri atas banyak kalangan, termasuk Tionghoa yang diwakili Drs Yap Tjwan Bing.

Baca Juga: Jalan (Kemerdekaan) Yap Tjwan Bing

Bahkan sebelumnya dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) terdapat empat wakil golongan Tionghoa yakni Liem Koen Hian, Oei Tjong Hauw, Oei Tiang Tjoei, dan Tan Eng Hoa. Fakta ini tidak banyak diketahui orang, apalagi selama ini tidak pernah dibicarakan dalam pembelajaran di sekolah.

Yap Tjwan Bing yang berasal dari keluarga pedagang Tionghoa, lahir pada 31 Oktober 1910 di Slompretan, Solo. Dia bersekolah di HCS Kristen Gemblegan, Solo, lalu meneruskan ke MULO (setingkat SMP) di Madiun dan AMS B (setingkat SMA) di Malang.

Yap Tjwan Bing kemudian masuk ke Fakultas Farmasi Universitas Kotapraja Amsterdam, Belanda. Setelah lulus menjadi sarjana farmasi, Yap terlibat aktif dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan menjadi anggota PPKI.

Yap Tjwan Bing bukan sekadar pelengkap, namun menjadi corong aspirasi masyarakat Tionghoa yang sejak awal meyakini menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang hendak merdeka.

Baca Juga: Ritual King Hoo Ping Solo, Ada Tulisan Nama Ortu Pemilik Luwes Ikut Dibakar

Yap Tjwan Bing kemudian terjun dalam politik praktis dengan menjadi anggota Partai Nasional Indonesia (PNI). Ketika Republik Indonesia Serikat (RIS) dibentuk, dia menjadi anggota DPR-RIS bersama Siauw Giok Tjhan mewakili golongan Tionghoa.

Setelah RIS bubar dan kembali ke NKRI, Yap Tjwan Bing menjadi anggota DPR sebagai wakil dari PNI. Terakhir dia juga menjadi anggota DPR Gotong Royong (DPRGR) yang dibentuk pada masa Demokrasi Terpimpin.

Dalam mengemban tugas sebagai anggota legislatif, Yap Tjwan Bing tidak melulu memperjuangkan kelompoknya, namun juga aspirasi rakyat kebanyakan. Sayang pengabdiannya bagi negara tidak dilihat orang.

Korban Situasi Politik

Yap Tjwan Bing menjadi korban situasi politik yang tidak menentu saat itu dan lagi-lagi karena takdirnya sebagai Tionghoa. Dia memilih mundur karena trauma dan kecewa akibat peristiwa rasialis pada 10 Mei 1963 di Bandung.

Baca Juga: Sembahyang King Hoo Ping, Menghormati Leluhur dengan Sederhana

Rumah dan mobilnya dirusak massa yang tidak memahami makna hidup bersama dalam negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Padahal saat itu selain menjadi anggota DPRGR, Yap Tjwan Bing juga duduk sebagai Dewan Pimpinan PNI, Dewan Kurator ITB, dan anggota Panitia Ujian Fakultas Farmasi di Universitas Padjadjaran.

Segala pengorbanan Yap Tjwan Bing bagi bangsa dan negara selama ini seolah terhapus begitu saja. Jalan kemerdekaan yang turut dirintis oleh Yap Tjwan Bing ternyata tidak menjadi jalan kemerdekaan bagi diri maupun kalangannya atas nama perbedaan.

Menurut Hendra, Ketionghoaan merupakan anugerah Tuhan yang tidak dapat dimanipulasi, hanya dapat diterima dan dijalani. Menjadi Tionghoa bukanlah suatu pilihan, maka saling menerima satu sama lain merupakan keharusan.



Keberagaman memang patut disyukuri sebagai kekayaan yang dimiliki oleh bangsa ini. Hendra menilai Yap Tjwan Bing layak mendapat gelar pahlawan menyusul Laksamana Muda John Lie alias Daniel Yahya Dharma menjadi Tionghoa pertama yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 2009.

Baca Juga: Hormati Leluhur, Umat Khonghucu Rayakan Upacara King Hoo Ping

“Penghargaan bagi Drs Yap Tjwan Bing sejauh ini diberikan Pemerintah Kota Solo pada 2008 dengan mengabadikan namanya pada sebuah ruas jalan di kawasan Jagalan, Jebres. Gelar maupun kehormatan bukan segalanya, namun yang pasti sejarah telah membuktikan jalan kemerdekaan ini dibangun dengan perjuangan segenap elemen bangsa,” tulis Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya