SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kekeringan (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, BOYOLALI–Kecamatan Musuk diprediksi menjadi salah satu wilayah rawan kekeringan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali.

Kekeringan diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga Oktober.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal itu sudah diantisipasi warga Desa Sruni, Kecamatan Musuk. Warga mulai membeli air bersih sejak awal Juli 2022 lalu.

Penjual air di Desa Sruni, Ida, menjelaskan sejak awal Juli ia telah menyetorkan air ke rumah warga Desa Sruni dan sekitarnya lebih dari 200 tangki.

Dalam satu hari, ia menyatakan bisa mendapatkan pesanan air oleh warga 5 tangki-10 tangki, dan bisa lebih dari 10 tangki saat ramai.

Baca Juga: Permintaan Air Bersih Sukoharjo Turun, dari 1.450 Tangki jadi 450-an

Warga yang membeli 6.000 liter air per tangki dipatok harga Rp110.000, sedangkan untuk 8.000 liter air per tangki, seharga Rp130.000.

“Setiap rumah biasanya pesan 1-2 tangki. Semakin jauh rumah yang dijangkau, harganya juga semakin mahal,” ucap Ida saat ditemui Solopos.com di Dusun Mlambong, Selasa (2/8/2022).

Ia menjelaskan kebanyakan warga yang membeli air saat ini dari kalangan peternak sapi.

“Kalau peternak sapi kan konsumsi air banyak, buat memberi minum sapi, jadi ya perlu menyediakan air yang banyak. Kalo cuma untuk keperluan sehari-hari seperti MCK, satu tangki bisa digunakan sekitar sebulan,” ucap Ida.

Ida juga menungkapkan sudah sejak dulu Desa Sruni menjadi daerah yang membeli air bersih ketika musim kemarau tiba. Akses air terdekat yang bisa dimanfaatkan adalah air sumur bor yang ada di depan balai desa.

Baca Juga: Waspada! 7 Kecamatan di Boyolali Rawan Kekeringan, Ini Daftarnya

Namun, air sumur bor belum bisa menjangkau seluruh Desa Sruni. Salah satunya di Dusun Mlambong.

“Beberapa kali kemarin di Dusun ini juga mengusahakan sumur bor, tapi airnya tidak keluar,” ucapnya.

Sekretaris Kecamatan Musuk, Darsono menjelaskan desa di Kecamatan Musuk yang langganan kekeringan sudah tidak sebanyak dulu. Karena desa-desa yang kekeringan masuk di kecamatan baru, Tamansari.

“Mungkin tinggal Desa Sruni yang menjadi daerah langganan kekeringan di Kecamatan Musuk,” ujar dia saat ditemui Solopos.com di Kantor Kecamatan Musuk, Selasa (2/8/2022).

Ia menjelaskan sejak adanya pemekaran kecamatan, Kecamatan Musuk sudah tidak mendapat jatah bantuan air bersih dari pemerintah daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya