SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar untung Yuni Sukowati (Youtube/SoloposTV).

Solopos.com, SRAGEN -- Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang juga merupakan dokter mengungkapkan tantangan ketika menangani Covid-19 di daerahnya.

Bupati Sragen yang akrab disapa Mbak Yuni itu mengatakan tantangan terbesar dalam melawan Covid-19 adalah soal kepatuhan masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bupati Juliyatmono Perbolehkan Salat Id Berjemaah di Lapangan, Istilah Karanganyar Terserah Muncul

Apalagi ia kerap mendapatkan masayrakat Sragen yang tak menggunakan masker. Padahal Pemkab telah memberikan masker kepada mereka melalui program 1juta masker.

Ekspedisi Mudik 2024

"Masyarakat kita itu tidak mudah diberi pengertian. Kepatuhan dan kedisiplinan yang kurang. Saya mempelajari betul setiap ada anjuran pemerintah, kepatuhan yang ditunjukkan masyarakat setiap saya ke daerah mengecek dan sebagainya tidak lebih dari 50 persen," ungkap Yuni dalam video berjudul Menakar Kesadaran Warga Sragen, Bupati Yuni: Tak Ada 50% di kanal Youtube SoloposTV, Senin (18/5/2020).

Lebaran 2020: Tidak Ada Halalbihalal dan Open House di Karanganyar

Dengan pengamatannya di lapangan, Yuni mengatakan masyarakat Sragen masih menganggap Covid-19 sebagai hal yang biasa dan tak serius.

"Ini sangat-sangat berbahaya, masyarakat masih menganggap Covid-19 tak serius. Kami kan di Sragen mengadakan program 1 juta masker untuk warga masker. Kita sudah selesaikan. Kemudian, kita bagi kepada seluruh warga Sragen. Kita sudah selesai bagikan di 20 kecamatan. Dan saya random keliling desa. Saya menyapa pak RT dan berkunjung ke balai desa satu ke balai desa lain ternyata masyarakat belum memahami arti penting memakai masker," lanjutnya.

Terungkap! Gambar Menyeramkan Gadis Pembunuh Bocah Ceritakan Siksaan Pacar

Dokter dan Bupati

Padahal sebagai dokter, Yuni selalu memperlakukan sama antara pasien dan masyarakat. Ia akan memberikan pemahaman dan perhatian yang betul kepada mereka. Tetapi, usaha Yuni untuk memberikan perhatian sepenuh hati masih dianggap berbeda oleh masyarakat.

Round-Up Corona Boyolali: Pasien Positif Bertambah, Ada Jenazah Covid-19 Dimakamkan Biasa

Bupati Sragen ini menyayangkan masih ada masyarakatnya yang sembrono tak menggunakan masker di luar rumah tanpa takut adanya Covid-19.

"Saya berlakukan sama, sama saja memberikan orang pemahaman. Saya anggap semua pasien saya. Saya harus care betul. Saya kalau ke pasar ke pedagang saya bagi semua [masker]. Saya cek ke pasar dan saya turun, mereka langsung pakai. Begitu saya lewat copot meneh [lepas lagi maskernya]," ungkap Yuni.

Fadli Zon Sebut Gubernur Rasa Tukang Parkir, Ganjar: Maaf Jika Tak Berkenan

Tak sampai di situ, ketika Yuni berusaha memberikan edukasi kepada masyarakat soal mencegah Covid-19, ia justru ditodong bantuan.

Hal tersebut kerap ia alami ketika terjun ke lapangan dan menegur orang yang berkerumun.

"Saya kalau di jalan lihat ada yang enggak pakai masker dan berkerumun banyak, misalnya belanja sayur di pedagang sayur keliling. Saya turun dan saya kasih tahu caranya. Terus mereka bertanya, 'Ibu bupati sembakonya mana?' Saya sibuk memberikan pemahaman supaya maskernya dipakai. Iya ya tapi yang ditanya beda,'sembako ne pundi bu [sembakonya mana bu]'," tukasnya.

Meninggal Di Jakarta, Begini Ceritanya Jenazah Positif Covid-19 Dimakamkan Secara Biasa di Boyolali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya