SOLOPOS.COM - Salah satu kelompok gejog lesung tampil saat digelar Festival Gejog Lesung Barepan di Pendapa Alun-alun Barepan, Kecamatan Cawas, Minggu (7/8/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 14 kelompok mengikuti Festival Gejog Lesung yang digelar di Pendapa Alun-alun Barepan, Kecamatan Cawas, Klaten, Minggu (7/8/2022) siang. Mereka beradu keselarasan memainkan musik gejog lesung.

Kepala Desa (Kades) Barepan, Irmawan Andriyanto, menjelaskan para peserta festival berasal dari perwakilan RW yang ada di Barepan. Masing-masing RW desa tersebut maksimal mengirimkan dua kelompok untuk mengikuti festival tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kegiatan itu digelar untuk memeriahkan Hari Jadi ke-218 Kabupaten Klaten sekaligus menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia. Selain itu, kegiatan dimaksudkan melestarikan kesenian tradisional yang kini menjadi ikon Desa Barepan.

Irmawan mengatakan memainkan musik gejog lesung sudah menjadi kebiasaan bagi warga Barepan. Warga secara rutin memainkan musik gejog lesung.

Dulu, lesung digunakan warga untuk menumbuk padi. Seusai menumbuk padi, warga biasa memukulkan alu pada lesung hingga menjadi musik sebagai pelepas lelah mereka.

Baca Juga: Gejog Lesung, Seni Musik Tradisional Agraris dari Mataraman 

Seiring perkembangan zaman, menumbuk padi menggunakan lesung mulai ditinggalkan berganti dengan mesin selepan. Namun, kesenian memainkan musik gejog lesung masih dijaga hingga kini.

“Yang saya tahu, hampir setiap malam itu warga memainkan gejog lesung. Istilahnya sebagai teman begadang. Daripada tidak ada kegiatan apa-apa, disalurkan dengan kegiatan positif memainkan gejog lesung,” kata Irmawan saat ditemui wartawan di sela festival.

Ketua Panitia Festival Gejog Lesung Barepan, Aris Pramono, menjelaskan penjurian festival itu menggandeng Dewan Kesenian Klaten. Unsur penilaian penampilan, yakni keserasian, koreografis, keselarasan, dan kreativitas.

Masing-masing kelompok tak hanya memainkan musik. Mereka memadukan musik dengan nyanyian serta tarian yang dibawakan dalam satu kelompok.

Baca Juga: Catat Lur! Denny Caknan bakal Manggung di Klaten pada Tanggal Ini

“Ada dua lagu yang dimainkan. Satu lagu wajib berjudul Lesung Barepan. Kemudian satu lagi pilihan terserah dari masing-masing kelompok. Bisa saja memainkan gejog lesung dengan irama dangdut atau koplo,” kata Aris.

Masing-masing kelompok maksimal berisi 15 orang baik pemain musik gejog lesung, penyanyi, maupun penari. Mereka maksimal tampil 10 menit membawakan dua lagu.

Camat Cawas, Moh. Prihadi, mengapresiasi festival yang digelar Desa Barepan tersebut. Dia menjelaskan kegiatan itu bisa meningkatkan potensi budaya, UMKM, hingga pariwisata.

Prihadi mengatakan di Cawas hingga kini masih banyak kelompok musik gejog lesung. Hampir setiap kampung di Barepan ada kelompok musik gejog lesung.

Baca Juga: Sakjose! Bugisan Klaten Masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik Nasional

“Dengan diadakan festival seperti ini tentu akan selalu tumbuh dan meningkat kualitasnya,” kata Prihadi.

Salah satu warga Dukuh/Desa Barepan, Andika, 44, mengatakan di kampungnya sekali dalam sepekan menggelar latihan gejog lesung. Tak hanya orang dewasa, latihan memainkan gejog lesung diikuti anak-anak.

“Kami biasa latihan setiap malam Minggu. Sampai sekarang musik gejog lesung masih lestari,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya