Solopos.com, BOYOLALI — Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali ditetapkan menjadi Desa Wisata Bulu Serang pada 2022 ini. Penetapan desa wisata tersebut membuat Pemerintah Desa (Pemdes) Wonoharjo mulai berbenah untuk menata wisata di desanya.
Kepala Desa (Kades) Wonoharjo, Sulis Tiyah, mengungkapkan saat ini ia mulai memperbaiki akses menuju wisata Bulu Serang dan juga membuat loket masuk.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
“Kalau perbaikan akses, kemarin kami ambilkan dari dana desa. Kemudian loket untuk beli tiket masuk, sudah termasuk asuransi. Kami belajar dari kejadian tahun kemarin ada insiden perahu terbalik,” kata Sulis saat dihubungi Solopos.com, Minggu (12/6/2022).
Sulis mengatakan akan berusaha menggandeng stakeholder selain pemerintah untuk memperbaiki akses menuju tempat wisata Bulu Serang.
Sebelum dijadikan desa wisata, kawasan wisata Bulu Serang tidak dikenakan biaya masuk. Tetapi hal tersebut dinilai riskan karena tidak adanya asuransi bagi wisatawan.
Baca Juga: BUM Desa Wonoharjo Boyolali Garap Wisata Kedung Cinta di Kedung Ombo
Saat ini, lanjut Sulis, wisatawan yang masuk ke Wisata Bulu Serang akan dikenakan tiket masuk. Harga tiket masuk senilai Rp5.000 per orang dan sudah termasuk asuransi di dalamnya.
“Sekarang ini yang ditawarkan di Kawasan Wisata Bulu Serang tentu ya kuliner ikan bakar dan ikan gorengnya yang khas. Kemudian ada pulang warung apung,” jelas dia.
Lebih lanjut, Sulis mengatakan Pemdes Wonoharjo akan mengembangkan beberapa hal seperti arena bermain anak dan kolam renang.
Ia berharap dengan dijadikannya desa yang ia pimpin menjadi Desa Wisata Bulu Serang dapat meningkatkan perekonomian warga Wonoharjo.
Baca Juga: Banyuanyar Village Tour Padukan Merti Desa dan Wisata Kopi Boyolali
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Supana, mengatakan Desa Wisata Bulu Serang yang berlokasi di Desa Wonoharjo tersebut sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
“Mereka punya keramba yang luar biasa. Kemudian ada destinasi wisata yang bisa dikembangkan. Kebetulan Wonoharjo itu juga di sisi hutan. Jadi nanti bisa jadi daerah tangkapan wisatawan di Kedung Ombo,” jelas Supana.
Supana juga masih mengembangkan desa wisata di kecamatan paling utara di Boyolali, Kecamatan Juwangi, yaitu dengan menggali potensi di Desa Juwangi dan Desa Pilangrejo.
“Di Kecamatan Juwangi masih banyak benda cagar budaya yang bisa dikembangkan. Ini masih terus berproses,” kata dia.