SOLOPOS.COM - Petugas Kantor Pos Gladak Solo melayani pelanggan yang melakukan pengiriman barang, Kamis (7/4). Kantor Pos Gladak Solo mulai Senin (11/4/2016) membuka pelayanan hingga pukul 22.00 WIB. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — PT Pos Indonesia merupakan salah satu BUMN tertua di Indonesia. Jejak sejarah Pos Indonesia dimulai saat perusahaan dagang Hindia Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) mendirikan Kantor Pos pada tanggal 26 Agustus 1746.

Kala itu VOC mendirikan Kantor Pos di Batavia (Jakarta) dengan maksud untuk memudahkan pengiriman surat, terutama dalam kegiatan perdagangan. Kala itu Gubernur Jenderal G.W. Baron van Imhoff membangun kantor pos untuk menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana dikutip dari laman PT Pos Indonesia, posindonesia.co.id, sejak berdiri pelayanan pos mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.

Puluhan Orang di Semarang Berdoa di Makam Covid-19, Gegara ini…

Ekspedisi Mudik 2024

”Setelah Kantor Pos Batavia didirikan, empat tahun kemudian didirikan Kantor Pos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan,” sebagaimana dikutip dari laman PT Pos Indonesia, beberapa waktu lalu.

Puluhan tahun berselang, berkembangnya telegram menjadikan usaha pos digabungkan. VOC kemudian menyatukan dinas pos dengan dinas telegrap dengan status jawatan dengan nama Posten Telegrafdienst pada 1875.

Hanya dua tahun berselang, dinas pos berkembang karena berhubungan dengan pelayanan surat dan barang secara internasional. ”Sejak pemerintahan kolonial dinas pos pemerintahan Belanda sudah berhubungan dalam pengiriman surat dan barang secara internasional sehingga tercatat sebagai anggota Union Postale Universelle [UPU].”

Selama di bawah kendali Jepang, jawatan PTT dikuasai militer Jepang. Sejarah Pos Indonesia mencapai puncak pada 27 September 1945. Angkatan Muda PTT mengambil alih kekuasaan PTT dan secara resmi perusahaan ini berubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa tersebut diperingati menjadi hari bakti PTT atau hari bakti Postel.

Orang Tua Perlu Tahu Batasan Anak Membantu Bekerja, Agar Tak Dituding Melakukan Eksploitasi

Setelah kemerdekaan, perkembangan sektor pos mengalami perkembangan. Pemerintah pada 1965 kemudian mengubah Jawatan PTT Republik Indonesia menjadi Perusahan Negara dan Giro (PN Pos dan Giro).

Sejarah Pos Indonesia berubah lagi pada 1978. Pemerintah Orde Baru mengubah Pos Indonesia menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro. Sejak itulah Pos Indonesia ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos untuk hubungan dalam maupun luar negeri.

Masa Keemasan

Era 1990-an, Pos Indonesia berubah lagi menjadi perseroan terbatas dengan nama PT Pos Indoensia. Perusahaan ini resmi menjadi PT sejak 20 Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

Pasang surut mewarnai perjalanan panjang dua setengah abad Pos Indonesia. Masa-masa keemasan industri perposan ada di tahun-tahun 1970 hingga 1980-an. Masyarakat pengguna jasa pos sangat setia memanfaatkan layanan pos.

Namun, pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, perubahan gaya hidup, serta tren liberalisasi bisnis jasa pos membuat Pos Indonesia mengalami pergeseran bisnis yang sangat signifikan.

Pasien Covid-19 Kabur dari RS Moewardi: Keluarga Tak Tahu Hasil Swab-nya

Seperti juga dialami banyak perusahaan pos di dunia, Pos Indonesia sempat mengalami penurunan kinerja usahanya di tahun 2000-2007.

”Bisnis surat pos di tahun-tahun tersebut menurun drastis. Penggunaan pesan singkat melalui telepon seluler dan Internet menggantikan peran surat pos individu. Demikian juga persaingan kiriman barang dengan para perusahaan kurir swasta membuat pangsa pasar Pos Indonesia tergerus,” sebut Kementerian BUMN di laman bumn.go.id.

Keadaan tersebut memaksa Pos Indonesia untuk berubah dan melakukan transformasi bisnis. Manajemen perusahaan mencanangkan masa kebangkitan perusahaan di 2009 dan menyusun visi dan misi baru serta perencanaan jangka panjang untuk membangun kompetensi perusahaan agar lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.

Kementerian BUMN menyebut melalui berbagai program transformasi internal dan bisnis perusahaan, pendapatan Pos Indonesia di tahun 2013 mencapai lebih dari Rp4 triliun atau meningkat hampir tiga kali lipat dari periode 2006-2007. Pada 2018, target pertumbuhan pendapatan perusahaan menjadi tiga kali lipat menjadi Rp11 triliun.

Hari Sumpah Pemuda, Bendera Merah Putih Raksasa Berkibar di Tugu Kartasura

”Penopang pendapatan Pos Indonesia masih ada di bisnis suratpos dan jasa keuangan. Kendati volume pengiriman surat individu tengah menurun, namun volume pengiriman surat bisnis dan kiriman korporasi terus meningkat. Sumber pendapatan terpenting lainnya adalah jasa pembayaran, jasa pengiriman uang, dan pengiriman paket,” sebut Kementerian BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya