SOLOPOS.COM - Relawan menyemprotkan cairan disinfektan. (Antara/Ari Bowo Sucipto).

Solopos.com, SRAGEN — Tidak hanya masker, hand sanitizer dan disinfektan, keberadaan pemutih pakaian juga langka di pasaran. Belakangan, warga banyak memburu pemutih pakaian itu sebagai pengganti disinfektan.

Para pemuda yang tergabung dalam Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sragen terpaksa menggunakan pemutih pakaian jenis bayclin dan pembersih lantai wipol untuk menyeterilkan sejumlah tempat dari paparan virus corona. Dua bahan itu sengaja digunakan karena keberadaan disinfektan semakin sulit didapat.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Merapi Kembali Erupsi, Warga Klaten Hanya Dengar Suara Gemuruh

Ekspedisi Mudik 2024

“Bayclin dan wipol itu baunya sangat menyengat. Supaya baunya tidak mengganggu, kami menambahkan pewangi pakaian,” terang Ketua Tim Penanggulangan Covid-19, MDMC Sragen, Agus Widodo, saat ditemui Solopos.com di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen, Rabu (25/3).

Terhitung sejak Sabtu (21/3), MDMC Sragen gencar menggelar penyemprotan disinfektan di berbagai tempat. Tidak hanya menyasar sejumlah lembaga pendidikan yang bernaung di bawah payung Muhammadiyah, penyemprotan disinfektan itu juga menyasar tempat-tempat peribadatan seperti masjid, musala, gereja hingga wihara. Kebetulan pada Rabu bertepatan dengan hari libur sehingga terdapat lebih banyak personel yang diterjunkan untuk penyemprotan disinfektan.

RSUD dr. Soedono Madiun Tambah Ruang Isolasi

“Hari ini [Rabu] kami menerjunkan dua tim. Satu tim melakukan penyemprotan di wilayah Kedawung, satu tim di wilayah Kota Sragen. Biaya pembelian bahan untuk pembuatan disinfektan itu berasal dari Lazismu,” terang Agus Widodo.

Belasan Liter

Dalam sehari, tim bisa menghabiskan 10-16 liter disinfektan. Biasanya, MDMC Sragen mendapatkan disinfektan dari sebuh pusat perbelanjaan di Kota Solo. Belakangan, keberadaan disinfektan itu semakin sulit dicari.

MDMC Sragen kemudian beralih menggunakan pemutih pakaian yang difungsikan sebagai disinfektan. Namun, keberadaan putih pakaian jenis bayclin itu juga semakin sulit di dapat.

Pemain Persib Bandung Diizinkan Mudik di Tengah Wabah Corona

“Biasanya kami dapat bayclin itu dari toko kelontong. Ada salah satu toko kelontong yang di hari sebelumnya masih menjual bayclin, pada hari berikutnya sudah tidak ada. Tidak tahu apakah sudah habis dibeli orang lain atau sengaja ditimbun oleh pemilik toko itu,” papar Agus Widodo.

Senada disampaikan Paryono, 39, warga Ngrampal. Dia mengaku kesulitan mendapatkan pemutih pakaian jenis bayclin dalam beberapa hari terakhir. “Sejak banyak orang tahu kalau bayclin mengandung natrium hipoklorit yang bisa dipakai sebagai disinfektan, banyak orang memburunya. Tidak heran bila sekarang mulai langka di pasaran,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya