SOLOPOS.COM - Ilustrasi proyek tol Semarang-Demak. (Istimewa/BPJT)

Solopos.com, SOLO — Proyek tol Semarang-Demak khususnya ruas Semarang-Sayung sepanjang 6 km akan memanfaatkan setidaknya 10 juta batang bambu sebagai struktur dasar konstruksi tol.

Penggunaan jutaan batang bambu di proyek tol ini untuk mengatasi lahan tanah lunak. Selain itu, ini juga bermanfaat karena ruas tol yang sebagian berada di atas laut ini juga berfungsi sebagai tanggul laut untuk mencegah banjir rob.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Sebagaimana dikutip dari laman indonesia.go.id, Sabtu (27/8/2022), bambu berperan bagi berdirinya struktur tanggul dan konstruksi jalan tol sebab jalan tol iekaligus berfungsi sebagai tanggul laut untuk mencegah banjir saat pasang laut (rob) menuju ke daratan Kota Semarang.

Konstruksi terintegrasi antara jalan tol dan tanggul laut merupakan yang pertama diaplikasikan di tanah air. Adalah pimpinan PT LAPI ITB Andi Kurnia Kartawiria yang memperkenalkan teknologi ramah lingkungan itu.

LAPI merupakan badan usaha milik Institut Teknologi Bandung yang telah berdiri sejak 2004. Di proyek jalan tol Semarang-Demak, LAPI bertindak sebagai Perencana Rincian Teknik Akhir Jalan Tol Seksi 1 Semarang-Sayung.

Andi yang merupakan lulusan Teknik Sipil ITB itu memakai bambu untuk menaklukkan kondisi tanah sangat lunak (very soft soil), bekas tambak udang dan bandeng di bakal lokasi infrastruktur. Ini sekaligus memperbaiki kondisi tanah (soil improvement) pada ruas Semarang-Sayung.

Baca Juga: Ini Dia Bahan Bangunan Ramah Lingkungan yang Murah

Konstruksi seperti ini pernah diterapkan LAPI ketika ikut dilibatkan dalam pembangunan Pelabuhan Kali Baru, Tanjung Priok, Jakarta pada 2012. Dalam skala pekerjaan berbeda, bambu juga pernah diaplikasikan untuk menjinakkan tanah sangat lembek saat pembangunan Sirkuit Formula E Ancol, Jakarta, pada Maret 2022.

Bagaimana cara kerjanya sehingga bambu bisa dipakai di proyek tol laut ruas Semarang-Sayung? Sebanyak tujuh batang bambu diikat menjadi satu kemudian ditancapkan. Jarak setiap bambu yang diikat itu sekitar 1 meter dan melebar hingga 150 meter.

Ada lagi batang-batang bambu yang disusun dan diikat kemudian dipasang dengan cara dihamparkan di atas ikatan bambu yang ditancapkan atau dicerucuk tadi.

Tiap ruas ikatan persegi panjang yang membentuk rakit bambu itu terdiri dari empat batang bambu. Hamparan bambu yang diikat ini sepintas mirip bentuk rakit bambu.

Jarak setiap satu rakit dengan rakit lainnya sekitar 40 sentimeter. Lebarnya mengikuti cerucuk yang telah dibentuk, yaitu 150 meter. Pekerjaan belum selesai, karena hamparan harus terdiri dari 17 lapis rakit bambu.

Baca Juga: Asyik! Tahun 2023, Tol Semarang-Demak Sudah Bisa Dilalui

Setiap satu lapis rakit bambu selesai dihamparkan selebar 150 meter, maka diberi lapisan pasir laut setebal 20 cm di atasnya. Lalu dihampari kembali dengan rakit bambu dan ditutup kembali oleh lapisan keras pasir laut, begitu berulang-ulang hingga total 17 lapis.

Teknik penyiraman pasir laut di atas struktur rakit bambu memakai Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD), sejenis kapal isap pasir laut.

Di bagian bawah kapal terdapat alat isap yang mampu menjangkau dasar laut untuk menyedot pasir yang kemudian ditampung di lambung kapal.

Lewat alat khusus, pasir di lambung kapal disemprotkan keluar menuju hamparan rakit yang membentuk permukaan seluas 150 meter. Konstruksi hamparan bambu itu panjangnya mencapai 6.000 meter alias 6 km.

Andi menjamin kontrustruksi bambu ini tidak lapuk dimakan air asalkan di bawah tanahnya tidak terjadi perubahan ekstrem dari basah ke kering.

Baca Juga: Bank Jateng Ikut Pembiayaan Jalan Tol Semarang-Demak

Ia menyatakan tidak perlu tiang pancang lagi untuk konstruksi ini. Lantaran sudah sangat kuat dan membentuk tembok yang berfungsi sebagai tanggul laut dan jalan tol sekaligus.

Agar tetap pada posisinya, konstruksi unik yang baru pertama diterapkan pada pembangunan jalan tol di Indonesia tersebut akan diberi penahan tiang pancang penahan saat melintasi alur Sungai Sayung.

Ini berfungsi untuk menahan supaya konstruksi bambu tidak longsor ke sungai. Untuk menciptakan megastruktur seperti itu hanya diperlukan batang-batang bambu sepanjang 10 meter dengan diameter minimal 10 cm atau kira-kira sudah berumur tiga tahun. Tak perlu jenis tertentu, karena semua jenis tanaman bambu bisa dilibatkan.

Pakai Bambu Lebih Hemat

Dibutuhkan sedikitnya 10 juta batang bambu untuk menciptakan daratan baru untuk jalan tol sekaligus tanggul laut. Ini jauh lebih hemat dibandingkan harus menguruknya. Selain butuh ratusan juta kubik tanah dan jutaan kali truk ulang-alik mengangkutnya serta rawan amblas, tentu saja dari segi biaya bisa lebih ditekan.

Sebelum diterapkan pada proyek jalan tol Semarang-Sayung, bambu lebih dulu diuji di Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung, Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pengujian untuk mengukur kelayakan bahan bambu sebagai konstruksi.



Baca Juga: Tol Atlantis Semarang-Demak Disebut Jadi Obat Banjir Rob, Kok Bisa?

Menurut Kepala Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung Ferri Eka Putra, ada dua jenis uji untuk sistem rakit atau matras bambu tadi, yakni uji tarik dan uji lentur.

Tujuannya untuk mengetahui perilaku dari bambu yang dirangkai menjadi kesatuan sebagai matras. Termasuk jika mengalami gaya tarik dalam arah horizontal serta gaya tekan pada arah tegak lurus.

Bila nantinya telah terbentuk fisik bangunannya, jalan tol selebar 50 meter dari total lebar 150 meter akan tampak seperti sebuah segitiga yang terpotong di atasnya. Sebagai sebuah tanggul laut, diharapkan dapat efektif mengamankan Semarang dari rob saban laut pasang. Ini juga akan membuat lahan di selatan jalan tol bisa kembali produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya