SOLOPOS.COM - Sendratari Anak Gimbal merupakan salah satu pertunjukan yang digelar pada acara Dieng Culture Festival atau DCF 2021 di Pendapa Rumah Budaya Dieng, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jateng, Senin (1/11/2021) malam. (Solopos-Antara/Sumarwoto)

Solopos.com, BANJARNEGARA – Dieng Culture Festival (DCF) kembali digelar di tengah kondisi pandemi Covid-19. Kali ini, acara DCF itu digelar mulai Senin-Rabu (1-3/11/2021).

Berbeda dengan tahun lalu yang hanya digelar secara daring, kali ini agenda budaya yang digelar di kawasan wisata Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng) itu digelar secara hybrid, memadukan antara pertunjukan secara daring dan luring, atau dihadiri pengunjung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski digelar secara luring, panitia tetap memberikan batasan jumlah pengunjung yang hadir. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi kasus penularan Covid-19 yang masih berpotensi melonjak.

Baca juga: Dieng Culture Festival Digelar Secara Hybrid, Ganjar Ungkap Kerinduan

Sub-Koordinator Event Wilayah IB Jawa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Arum Darmaningtyas, mengaku senang Dieng Culture Festival kembali digelar. Menurutnya, DCF merupakan kegiatan unggulan daerah yang masuk dalam kategori event nusantara berskala nasional.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, dengan protokol kesehatan [prokes] yang tetap dijaga. Kami berharap DCT tetap berlangsung tiap tahunnya. Dengan kerja sama dengan para UMKM dan dapat menambah kontribusi bagi perekonomian masyarakat di Dieng dan sekitarnya,” jelas Arum, saat memberikan sambutannya dalam acara pembukaan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banjarnegara, Indarto, mengatakan DCF merupakan hasil perpaduan antara keindahan alam dataran tinggi Dieng dengan keunikan tradisi budaya yang dimiliki. Perpaduan itu bersinergi dengan upaya pemberdayaan masyarakat lokal di kawasan wisata itu.

“DCF yang diawali dengan sebutlah Festival Dieng, menyuguhkan aneka ragam pertunjukan tradisi budaya maupun modern seperti pagelaran ‘Harmoni di Atas Awan’, serta pertunjukan tradisi budaya berupa pemotongan rambut gembel, merupakan salah satu peninggalan asli leluhur Kawasan Dataran Tinggi Dieng,” jelas Indarto, dalam sambutannya.

Baca juga: Dieng Culture Festival 2019 Dimulai, Begini Susunan Acaranya…

Indarto mengatakan DCF merupakan buah pembinaan dan kerja sama antara Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Banjarnegara, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pandawa, serta dukungan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.

“Dengan digelarnya DCF, ada beberapa nilai positif yang dapat kita raih. Selain sebagai wujud pembentukan karakter masyarakat yang selalu menjunjung tinggi dan melestarikan nilai luhur, juga sebagai wujud identitas dan jatidiri masyarakat Dieng,” jelas Indarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya