SOLOPOS.COM - Takjil di Masjid Jogokariyan Mantrijeron Kota Jogja. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SOLO – Ada yang berbeda setiap malam bulan Ramadan bagi Anda yang rajin ke masjid. Jika sedang beribadah di masjid wilayah Jawa khususnya di Soloraya, Anda biasanya akan diberi jaburan saat hendak pulang seusai menjalankan salat mgrib maupun tarawih.

Jaburan merupakan sebutan bagi jamuan makanan yang disediakan takmir masjid maupun musala kepada jemaah saat Ramadan selepas salat tarawih.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tradisi jaburan masih dipertahankan di beberapa wilayah di Jawa Tengah, termasuk Soloraya. Seperti di tempat tinggal saya di Karanganyar, setiap muslim yang termasuk jemaah masjid tertentu bakal digilir untuk memberikan takjil sebagai jaburan.

Baca juga: Sengsu: Proses Seekor Anjing Jadi Olahan Kuliner di Kota Solo

Sumbangan ini biasanya bersifat sukarela. Jadi sebenarnya tidak ada keharusan bagi warga untuk mengirim makanan sebagai jaburan. Namun yang namanya sudah kadung menjadi tradisi, maka biasanya umat muslim dengan ikhlas mengirimkan jaburan ke masjib, baik sesuai jadwal maupun tidak.

Dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (20/4/201), jaburan merupakan tradisi adat Jawa yang sudah ada sejak dulu. Tradisi ini awalnya berupa jamuan makan malam bagi jemaah yang telah selesai melaksanakan salat taarawih berjemaah dan hendak melanjutkan ibadah lainnya di masjid.

Hal ini menyiratkan bahwa mereka yang melaksanakan puasa dan qiyam harus dimuliakan sesuai dengan firman Allah dalam Alquran dan hadis nabi.

Baca juga: Nabuh Beduk: Tradisi Syiar Ramadan di Masjid Agung Solo

Beda Takjil dan Jaburan

Dulu takjil diberikan bagi orang yang berpuasa untuk berbuka. Sementara jaburan dikhususkan sebagai penghormatan bagi mereka yang hendak melakukan qiyam atau ibadah malam selepas salat tarawih.

Jaburan biasanya dinikmati bersama di serambi masjid karena berwujud makanan berat. Takmir masjid biasanya akan membagikan makanan dalam wadah besar yang kemudian dinikmati jemaah bersama-sama.

Kini, tradisi jaburan di masyarakat Jawa khususnya Soloraya mulai berubah. Jaburan dimaknai sebagai makanan yang dibagikan kepada jemaah masjid baik berupa takjil untuk berbuka puasa maupun camilan bagi mereka yang melaksanakan ibadah lain seusai tarawih.

Baca juga: Mulia! Ibu-Ibu Penjual Takjil di Klaten Sisihkan Separuh Keuntungan untuk Kegiatan Amal

Bahkan tidak jarang juga ada masjid yang menyediakan makanan berat kepada warga untuk berbuka puasa dengan semangat berbagi untuk sesama. Hampir tidak ada perbedaan antara wujudd takjil dan jaburan seperti tradisi yang teercatat dalam sejarah.

Meski demikian, tradisi tersebut tetap eksis bahkan terus berkembang ke arah yang lebih baik dengan semangat berbagi antar-sesama umat. Ramadhan karim....

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya