SOLOPOS.COM - Petugas berada di samping ambulans yang terparkir di samping ruang isolasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). Kementerian Kesehatan menyatakan hingga Kamis 5 Maret ini ada 156 pasien dalam pengawasan virus corona yang tersebar di 35 rumah sakit di 23 provinsi, 2 diantaranya merupakan pasien positif corona yang masih dirawat di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso. (Antara/Sigid Kurniawan)

Solopos.com, BANDUNG -- Prediksi puncak wabah virus corona di Indonesia bergeser dari perkiraan sebelumnya. Institut Teknologi Bandung (ITB) memprediksi covid-19 akan mengalami pergeseran menjadi April hingga Mei.

Hal ini disampaikan setelah adanya simulasi dan pemodelan sederhana penyebaran Corona Virus Desease (COVID-19) di Indonesia. Pemodelan ini dilakukan oleh Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) Institut Teknologi Bandung (ITB). Pergeseran prediksi puncak wabah ini dikonfirmasi setelah terjadi penambahan kasus positif virus corona di Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Terhitung sejak Jumat sore (20/3/2020), Kementrian Kesehatan (Kemenkes) menyebut ada sebanyak 369 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Fakta itu mengubah asumsi yang digunakan sehingga prediksi ikut berubah.

Jangan Beli Sendiri! Chloroquine Obat Keras Pasien Virus Corona

Dosen Program Studi Matematika ITB, Nuning Nuraini, menyampaikan prediksi virus corona sebelumnya yang menyebut berakhir pada pertengahan April, sudah tidak valid. Penyebabnya, asumsi saat ini sudah berubah. Dia juga mengatakan pihaknya masih melakukan kajian ulang dengan menggunakan alternatif-alternatif pendekatan model yang lain.

"Sudah tidak valid. Masih kami olah dan ada beberapa alternatif-alternatif pendekatan model yang sedang kami matangkan," kata Nuning kepada Detik.com pada Sabtu, (21/3/2020).

Nuning mengatakan dengan melihat tren positif virus corona yang semakin naik, maka prediksi puncak wabah virus corona di Indonesia juga bergeser.

Hasil Rapid Test Negatif, Belum Tentu Bebas Virus Corona

"Karena tren data makin naik, maka puncaknya akan menggeser ke kanan. artinya waktunya lebih lama. Puncaknya April dari proyeksi kasar, tapi bisa sampai Mei," katanya.

Pembatasan Sosial

Dia mengatakan, sampai vaksin covid-19 belum ditemukan, maka bentuk pencegahan yang bisa dilakukan yaitu memutus rantai penularan.

"Salah satu metode untuk memutus rantai penularan tersebut ialah dengan melakukan pembatasan sosial (social distancing). Dengan adanya pembatasan sosial, setiap masyarakat tidak akan menjadi penular maupun tertular. Karena tidak melakukan kontak dengan siapapun sehingga laju penyebaran dapat menurun atau setidaknya terjaga konstan," ujar Nuning.

Update! 450 Kasus Positif Corona Indonesia, Jateng Tambah 2

Sebelumnya, Nuning bersama Kamal Khairudin dan Mochamad Apri per 14 Maret 2020 melakukan kajian data dan simulasi covid-19 dari pendekatan model matematika. Simulasi dilakukan dengan data positif virus corona 96 orang se-Indonesia.

Diketahui, dari simulasi menggunakan metode Richard's Curve, penanganan di Korea Selatan cocok disandingkan dengan kasus covid-19 di Indonesia. Tidak hanya baik untuk ditiru, Nuning juga menuturkan penanganan covid-19 di Korsel merupakan yang terbaik di dunia.

"Korsel itu kan merupakan salah satu dari beberapa negara di dunia yang melakukan penanganan paling baik terkait kasus corona. Waktu terus berjalan, tentu sangat sulit untuk sama persis dengan mereka. Setidaknya dari tulisan ini kita tahu bahwa Indonesia perlu melakukan sesuatu untuk tetap berada dalam tren yang baik," kata Nuning.

Persebaran Kasus Virus Corona di Jateng, 2.391 Dalam Pantauan

Analisis ini juga hampir serupa prediksi puncak wabah virus corona di Indonesia dari Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Amin Soebandrio. Menurut Amin, seperti pandemi lainnya, wabah corona mereda sekitar 2 sampai 3 bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya