SOLOPOS.COM - Aburizal Bakrie (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, JAKARTA — Partai Golkar diterpa isu perpecahan, diduga disebabkan karena ada perbedaan pandangan antara dua kubu terkait pemberian dukungan terhadap capres dan cawapres.

Menindaklanjuti perselisihan yang terjadi di kubu internal Partai Golkar, sejumlah politikus senior Partai Golkar yang tergabung dalam Eksponen Ormas Tri Karya menggelar pertemuan untuk membahas perpecahan di kubu internal Partai Golkar di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah elite Partai Golkar antara lain adalah Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Fahmi Idris, Ginandjar Kartasasmita, Utoyo Usman, Andi Mattalatta, Paskah Suzetta, Astahid Mustari, Aksa Machmud, Theo Sambuaga, Irsyad Sudiro, dan Ricki Rahmadi.

Politikus senior Partai Golkar, Zainal Bintang, mengungkapkan ada beberapa keputusan penting yang dihasilkan dari pertemuan tersebut.

Keputusan pertama adalah mendesak DPP Partai Golkar untuk tidak melakukan pemecatan terhadap kader Golkar yang mendukung pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. “Tindakan pemecatan justru dapat mengganggu keutuhan dan merusak citra Golkar,” kata Zainal di Jakarta, Kamis (22/5/2014).

Dia juga meminta Partai Golkar untuk memahami keputusan setiap kader Golkar yang memilih memberikan dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK. Keputusan kedua adalah mendesak partai Golkar untuk mengintensifkan pertemuan eksponen Ormas Tri Karya ke seluruh Indonesia guna meningkatkan soliditas dan kekompakan seluruh kader Golkar.

Ketiga, meminta DPP Partai Golkar untuk menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada 4-8 Oktober 2014 sesuai mekanisme 5 tahun yang diamanatkan AD dan ART Partai Golkar pada Munas Golkar VIII di Pekanbaru 4-8 Oktober 2009 lalu.

Keempat, Eksponen Ormas Tri Karya akan mengirim surat kepada DPP Partai Golkar untuk meminta penjelasan atas pelaksanaan mandat serta Rapimnas kepada Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical, telah memutuskan untuk bergabung dengan koalisi tenda besar yang dipimpin Partai Gerindra dan memberikan dukungannya ke pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta).

Adapun, Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham, mengungkapkan keputusan untuk bergabung ke kubu Prabowo dan Hatta telah dipertimbangkan matang-matang.

Selain itu, berdasarkan hasil rapat pimpinan nasional (Rapimnas) VI Partai Golkar di Jakarta Minggu (18/5/2014) menyatakan telah memberikan mandat sepenuhnya kepada Aburizal Bakrie untuk menentukan capres dan cawapres yang akan didukung.

Namun, keputusan Ical justru menimbulkan pro dan kontra. Pasalnya, sejumlah kader Partai berlambang pohon beringin tesebut justru menginginkan partainya memberikan dukungan kepada pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Isu perpecahan Partai Golkar semakin terlihat jelas setelah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan, memutuskan mundur dari jabatannya dan secara terang-terangan menyatakan dukungannya kepada Jokowi-JK.

Luhut bahkan menyebut pasangan Jokowi-JK sebagai calon pemimpin terbaik, dia juga menilai Partai Golkar seharusnya memberikan dukungannya kepada Jusuf Kalla yang merupakan mantan Ketua Umum Partai Golkar.

Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan tegas, termasuk melakukan pemecatan kepada kadernya yang membangkang dan menolak menuruti keputusan resmi partai.

“Kami akan memberikan penjelasan kenapa Golkar mendukung Prabowo dan Hatta, tetapi kalau masih membangkang, maka Partai bisa bertindak tegas, termasuk sanksi pemecatan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya