SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA-Istri mantan Kanitreskrim Polsek Pamulang, EK menyangkal berbohong atas laporannya kepada polisi. Dia mengaku benar-benar ada orang tak dikenal masuk rumahnya. Menurutnya, tak ada yang dia rekayasa.

“Saya waktu itu lagi tidur sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu saya nggak mendengar suara apa-apa, apakah ada orang masuk atau tidak,” ujar EK saat di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Jumat (16/12/2011).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lalu, lanjut EK, tiba-tiba sayup-sayup ia mendengar suara orang masuk, apakah lewat pintu atau tidak, EK tak mengetahui dengan jelas. Meski mendengar itu, EK tak berpikir yang bukan-bukan. Ia melanjutkan tidurnya lagi.

“Terus saya merasa terusik. Lalu saya balikkan badan saya. Tiba-tiba saya langsung dibekap dan dia (pelaku) mengancam ‘Kamu diam atau saya bunuh’,” katanya.

Pelaku kemudian duduk di pinggang EK. Posisi EK saat itu tengkurap. Mata dan tangan EK lalu dilakban. EK mendengar ada suara sepeda motor dari luar rumah. EK pun menjerit untuk menarik perhatian pengendara sepeda motor itu agar menyelematkan dirinya dari tangan pelaku.

“Saya mencoba teriak dan mulut saya langsung di lakban. Leher saya dijerat, tangan saya ditarik ke belakang. Setelah itu dia bisikkan saya ‘Jangan macam-macam ikuti aturan saya’,” jelasnya.

EK mengaku tidak tahu ia diancam dengan apa. Namu menurut EK, ia merasakan ada sesuatu benda yang menusuknya. EK pun beranggapan kalau benda itu adalah senjata tajam. Setelah itu, badan EK dibalikkan dari posisi tengkurang ke telentang oleh pelaku.

“Saya dijinjing oleh pelaku ke kamar depan. Habis itu pelaku nanya ‘Di mana laptop, mana laptop, mana uang’. Terus saya bilang nggak ada,” ungkapnya.

Pelaku lantas mengancam EK untuk tidak melapor ke polisi. Posisi tubuh EK pun dikembalikan lagi ke posisi tengkurap. Tak lama EK merasa si pelaku sudah tidak ada di kamar dan keluar dari rumah. EK pun membalikkan badannya.

“Tapi ternyata masih ada. Posisinya kembali lagi tengkurap. Saya dengar seperti suara korden tergeser dan saya beranggapan kalau pelaku sudah tidak ada,” jelasnya.

EK lalu membalikkan badan lagi dan membuka lakban di matanya. EK pun berteriak minta tolong. EK kemudian keluar dan menutup pintu belakang dan lari ke kamar anaknya.

“Karena saya ingat masih ada HP di situ. Ternyata masih ad HP Esia. Saya ambil HP dan balik ke kamar dan menghubungi suami saya tapi melalui SMS,” ucapnya.

EK mengaku tidak menelepon suaminya karena masih takut kalau pelaku masih berada di rumah dan mendengar suaranya. EK juga tak berteriak lagi karena shock dan takut pelaku datang dan membunuhnya.

“Gimana mau teriak, kondisi saya saat itu sedang shock. Saya juga punya anak kalau saya dibunuh siapa mau rawat anak saya,” imbuhnya.

Namun EK tidak menjelaskan bagaimana dia diperkosa si pelaku. Padahal dalam laporannya kepada polisi, EK menyebut dirinya diperkosa pelaku. Namun berdasarkan olat TKP, polisi menyimpulkan EK tidak dioperkosa melainkan mengalami pelecehan seksual. dtc

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya